Workshop Pengelolaan Barang Milik Negara

  • Rozar Putratama
  • 06 Nov 2018
Workshop Pengelolaan Barang Milik Negara

Jakarta - Senin(5/11), Melalui amanat dalam Perpres 75 tahun 2017 tentang penilaian kembali barang milki negara/daerah dan PMK 118/PMK.06/2017 tentang pedoman pelaksanaan penilaian kembali BMN, selama tahun 2017 dan 2018, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan revaluasi BMN atas tanah,gedung bangunan ,jalan dan jembatan serta bangunan air di seluruh K/L.

Dengan adanya pedoman tersebut, BMKG telah berpartisipasi secara aktif, tahun 2017 sebanyak 101 satuan kerja telah melakukan revaluasi, dan pada tahun 2018 sebanyak 70 satuan kerja di lingkungan BMKG yang telah melaksanakan revaluasi aset.

Dari hasil revaluasi BMN tahun 2017 - 2018, terdapat 409 nomor urut pendaftaran barang yang tidak ditemukan, dan berdasarkan hasil penelusuran tim BMN BMKG bersama tim Inspektorat melalui Online group discussion telah dikelompokkan dalam 11 kategori.

Dengan adanya revaluasi barang tersebut, Biro umum BMKG melalui Bagian perlengkapan dan barang milik negara menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Barang Milik Negara yang dilaksanakan di Grand Orchardz Hotel.

Kegiatan Bimtek yang mengambil tema "Melalui Workshop BMN, Kita Tingkatkan Kualitas Penyusunan Laporan BMN Guna Mempertahankan Opini WTP" bertujuan sebagai implementasi surat Menteri Keuangan No. 220/MK.6/2015 tanggal 26 Juni, dimana seluruh K/L wajib melaksanakan pengelolaan BMN, melalui sistem informasi manajemen aset negara dan tindak lanjut revaluasi BMN tahun 2017-2018.

Selain itu, sasaran yang ingin dicapai dalam workshop ini adalah keseragaman pemahaman para peserta tentang pengelolaan, penatausahaan, pengawasan dan pengendalian BMN serta tindaklanjut hasil revaluasi BMN.

Bimtek diikuti oleh 52 orang peserta yang merupakan perwakian dari 5 balai besar MKG, Stasiun koordinator, satker mandiri, satker relokasi, satker baru dan satker non koordinator. Kegiatan dibuka Sekretaris Utama Drs. Untung Merdijanto, M.Si dan dihadiri oleh Pejabat eselon II - III.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024