Wisuda 250 Taruna STMKG, Kepala BMKG : Saya Tunggu Anda Menjadi The Next Champion !

  • Hatif Thirafi
  • 27 Okt 2022
Wisuda 250 Taruna STMKG, Kepala BMKG : Saya Tunggu Anda Menjadi The Next Champion !

Jakarta - Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) melaksanakan prosesi wisuda bagi lulusan Sarjana Terapan tahun 2022, Kamis (27/10). Upacara prosesi wisuda digelar di Auditorium BMKG Pusat Jakarta diikuti sebanyak 250 orang wisudawan.

Prosesi wisuda dipimpin dan dilaksanakan secara langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Sebanyak 250 orang wisudawan terdiri dari 113 taruna/i Prodi Meteorologi, 26 taruna/i Prodi Klimatologi, 23 taruna/i Prodi Geofisika, dan 88 taruna/i Prodi Instrumentasi.

Dalam sambutannya, Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya penerapan empat pilar pendidikan bagi taruna/i maupun lulusan STMKG. Hal ini sangat penting dan mendasar untuk membentuk pola pikir pada saat menjalani pendidikan maupun saat telah bekerja di BMKG nanti.

"Yang pertama adalah learning to know, yaitu proses pembelajaran untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Yang kedua adalah learning to do, yakni mampu melakukan apa yang sudah dipelajari. Jadi setelah saudara-saudara melakukan proses learning to know selama menjalani masa kuliah, kini saatnya menerapkan learning to do, apa yang sudah anda pelajari ke dalam dunia kerja," kata Dwikorita.

Tahapan selanjutnya, lanjut Dwikorita, adalah mulai memproses apa yang menjadi target atau cita-cita selanjutnya. Learning to be, artinya para lulusan STMKG mulai menetapkan target selanjutnya. Dwikorita berharap akan muncul ahli-ahli atau expert di bidang meteorologi, klimatologi, geofisika dan instrumentasi dari lulusan yang diwisuda hari ini.

"Sudah banyak contoh lulusan AMG atau STMKG yang telah berhasil menjadi expert di bidang masing-masing. Bahkan ada yg berhasil tembus melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi top 10 dunia. Ada pula yg secara khusus diminta oleh profesor/ahli di universitas ternama dunia untuk join research. Mereka adalah Champions yang lahir dari tempat yang sama dengan anda. Jika mereka bisa, anda pasti bisa," lanjutnya.

Terakhir, Kepala BMKG meminta semua untuk learning to live together, berharmonisasi membangun BMKG, tidak peduli apa jurusannya.

"Perbedaan menjadikan kita satu, menjadikan kita kuat. Dari jurusan apapun saudara, suku, atau agama, semua harus bersenyawa menyatu. Semua untuk mewujudkan BMKG handal terpercaya, menuju masyarakat Indonesia selamat dan sejahtera," ujarnya.

Menutup sambutannya, Dwikorita mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program belajar di STMKG.

"Terima kasih kepada seluruh orang tua yang telah membimbing dan mendorong semangat para wisudawan. Dan juga terima kasih kepada para dosen dan pengajar, dan seluruh civitas STMKG yang telah mendukung suksesnya program belajar di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Selamat kepada para wisudawan, saya tunggu anda menjadi The Next Champion di BMKG," pungkasnya.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024