Upacara HUT RI ke-74 UPT Provinsi Jawa Timur

  • Ayu Isrianti Putri
  • 19 Agu 2019
Upacara HUT RI ke-74 UPT Provinsi Jawa Timur

Surabaya, (17/08/2019) - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-74 Tahun UPT BMKG Jawa Timur mengadakan upacara bendera. Bertempat di halaman kantor BMKG Juanda Surabaya, upacara kali ini diikuti oleh Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya, Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Stasiun Geofisika Tretes Pasuruan dan Dharma Wanita Persatuan BMKG Surabaya. Bertindak sebagai Pembina Upacara Kepala Stasiun Meterorologi Juanda Surabaya Bambang Hargiyono, S.Si., dan sebagai Komandan upacara Ahmad Rofiul Huda, S.T.

Dengan mengusung tema "SDM Unggul Indonesia Maju" dalam peringatan Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-74 ini, Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya Bambang Hargiyono, S.Si. selaku pembina upacara membacakan sambutan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. yang mengartikan tema ini menggambarkan visi pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga pembangunan SDM menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan Bangsa Indonesia kedepan.

Dalam sambutan tersebut Kepala BMKG memberikan informasi bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, bencana kebakaran hutan sudah mengancam Indonesia, Kepala BMKG meminta kepada para kedeputian terkait dan UPT BMKG di daerah yang menangani bencana kebakaran hutan untuk terus memberikan informasi yang diperlukan dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah serta masyarakat. Pada akhir sambutannya Kepala BMKG mengucapkan Selamat memperingati hari ulang tahun Proklamasi Republik Indonesia ke 74 tahun 2019, semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan langkah kita semua dalam melaksanakan tugas yaitu memberikan pelayanan informasi MKG keseluruh wilayah Indonesia.

Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya selaku pembina upacara juga berpesan kepada seluruh peserta upacara untuk terus melakukan inovasi-inovasi dan meningkatkan performa pelayanan informasi MKG Khususnya di Provinsi Jawa Timur agar informasi yang diberikan lebih cepat, tepat, akurat dan mudah dipahami masyarakat. Setelah upacara selesai Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya berfoto Bersama seluruh peserta upacara.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024