Tutup Program SLI, Sekda Kabupaten Sintang Ucapkan terima kasih pada BMKG.

  • Rozar Putratama
  • 04 Sep 2023
Tutup Program SLI, Sekda Kabupaten Sintang Ucapkan terima kasih pada BMKG.

SINTANG - Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat menggelar Kegiatan panen raya dan Penutupan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 di Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang pada Sabtu 2 September 2023.

Para petani di Kecamatan Kelam Permai belajar di SLI untuk diberikan edukasi mengenai informasi serta adaptasi terhadap cuaca dan iklim esktrem dalam pertanian. Selain dibekali materi soal cuaca dan iklim, para petani juga langsung menanam padi varietas Inpari Zink dengan sistem tanam jajar legowo.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas Kalimantan Barat,Luhur Tri Uji Prayitno mengatakan bahwa SLI ini merupakan kegiatan pusat yang diselenggarakan di daerah. Luhur berharap, lewat program SLI dapat meningkatkan ketahanan pangan, terutama tanaman padi serta komoditas tanaman pangan, hortikultura, maupun komoditas perkebunan lainnya.

"SLI ini bukan hanya untuk tanaman padi saja, namun juga dapat diaplikasikan pada komoditas perkebunan" jelasnya.

Kepala Balai Besar MKG Wilayah II, Hartanto mengatakan target SLI untuk memberikan pemahaman pada para petani agar mampu memahami informasi yang disampaikan oleh BMKG secara baik dan benar serta didemontrasikan.

"Tentunya kondisi di lapangan juga tergantung dengan kondisi musim, tanah dan sebagainya, ini harus kita antisipasi. Cucaca dan iklim adalah merupakan banyak hal yang menganut ketidakpastian dan informasi teknlogi saat ini diharapkan BMKG mampu memberikan pemahaman yang lebih pada masyarakat terutama petani, agar mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi," kata Hartanto.

Hartanto menyebut, pengetahuan para petani kian meningkat setelah mengikuti SLI bersama dengan BMKG.

"Selanjutnya kita mengawal agar informasi ini tidak terputus, tidak hanya di SLI, tapi berkelanjutan. Diharapkan nanti alumni SLI ini tetap menjalin koordinasi dan informasi pada BMKG. Diharapkan dengan adanya SLI ini minimal satu orang bisa berbagi pengetahuan kepada dua orang petani di sekitarnya." harapnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus mengapresiasi kegiatan SLI Operasional yang diselenggarakan oleh BMKG kepada para petani di Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang.

Kartiyus menilai, program SLI dapat meningkatkan pemahaman peserta menjadi petani profesional untuk meningkatkan kesejahteraan kedepannya.

"Pertama pemda berterima kasih kepada BMKG karena telah mendampingi petani di desa kebong. Ini bagus, memang kita harus membiasakan diri berkolaborasi dengan banyak pihak. BMKG sudah menunjukkan iktikad baik contoh bagus. Bisa bermitra dengan petani kita. Supaya keluar dari kemiskinan dan bisa sejahtera," ujar Kartiyus, kemarin.

Selama ikut SLI, petani diberikan edukasi mengenai informasi serta adaptasi terhadap cuaca dan iklim esktrem dalam pertanian. Kedepan Kartiyus berharap Dinas Pertanian dan Perkebunan melanjutkan program SLI mendampingi para petani.

"Kedepan harapan saya dari dinas pertanian bisa melanjutkan, karena ilmu iklim ini penting terutama petani padi supaya tahu kapan musim kemarau musim hujan angin kuat. Petani kita harus profesional. Jadi kita sangat senang petani kita diberikan ilmu oleh BMKG. Ini contoh baik bisa membantu kesejahteraan petani," ujar Kartiyus.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024