Tinta Emas Sertifikat Akreditasi Diklat Sebagai Wujud Nyata Kerja Keras PUSDIKLAT BMKG

  • Rozar Putratama
  • 20 Des 2017
Tinta Emas Sertifikat Akreditasi Diklat Sebagai Wujud Nyata Kerja Keras PUSDIKLAT BMKG

Jakarta - Akreditasi Diklat pada prinsipnya adalah wujud dari pelaksanakan penjaminan mutu diklat oleh lembaga diklat. Akreditasi lembaga diklat bertujuan untuk memberikan penjaminan kualitas penyelenggaraan diklat yang dilakukan melalui serangkaian penilaian terhadap unsur lembaga diklat Perwujudan ini adalah mengacu pada pada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 25 Tahun 2015 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III dan IV serta Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III.

Akreditasi ini diperoleh melalui serangkian proses yang panjang yang menuntut fokus dan konsisten setiap lembaga diklat dalam menjamin kualitas penyelenggaraan diklat di setiap lembaga diklat. Proses penjaminan mutu penyelenggaraan diklat dimulai dari yaitu tahap perencanaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan pemantauan, tahap evaluasi, tahap administrasi sertifikasi dan tahap pelaporan. Proses akreditasi diklat dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) ini dilaksanakan dengan system online, dimana semua dokumen-dokumen pendukung penyelenggaraan diklat diupload melalui aplikasi SIDA LAN. Proses visitasi Asesor LAN ke tempat penyelenggaran diklat di Gedung Pusdiklat Citeko Bogor dilakukan beberapa hari sebelum proses akreditasi. Kegiatan visitasi kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai perwakilan dari pihak penyelenggara diklat, pengelola diklat, widyaiswara, beberapa alumni diklat dan anggota Komite Penjamin Mutu Diklat, selain juga melakukan observasi lingkungan dan verifikasi dokumen serta data-data organisasi yang belum lengkap. Agenda akreditasi diakhiri dengan Sidang Akreditasi yang berlangsung secara tertutup.

Prediklat Akreditasi yang telah dicapai olen Pusdiklat BMKG ini terdiri dari Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV serta Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III. Untuk Diklat Diklat Kepemimpinan Tingkat III memperoleh predikat "B" dan untuk Diklat Kepemimpinan Tingkat IV memperoleh predikat "B". Sedangkan untuk Diklat Prajabatan CPNS Gol II memperoleh predikat "A" dan Diklat Prajabatan CPNS Golongan III memperoleh predikat "A". Prediklat akreditasi oleh Lembaga Administrasi Negara ini diperoleh bersama-sama dengan Lembaga diklat dari K/L lain dan penyerahan Sertifikat Akreditasi Diklat nya dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2017 di kantor LAN Jakarta.

Bagi sebuah Lembaga diklat, Sertifikat Akreditasi membawa arti penting karena bermanfaat bagi Lembaga Diklat untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kualitas penyelenggaraan diklat. Selain itu dengan akreditasi, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam pelaksanaan standar pelayanan baik dalam bidang administrasi manajemen kediklatan dan upaya mencerdaskan sumber daya manusia dalam upaya terciptanya peningkatan kualitas pelayanan yang berkesinambungan.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024