Temui Kapolda, BMKG Sampaikan Potensi Kebencanaan

  • Rozar Putratama
  • 26 Feb 2021
Temui Kapolda, BMKG Sampaikan Potensi Kebencanaan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui Stasiun Geofisika Ambon dan juga Koordinator BMKG Maluku, Herlambang Hudha, S.Si, M.Si. bersama jajarannya antara lain Ashar, S.Kom (Kasmar Ambon), Eddy Fautngilyanan (Kasmet Namlea), Cipta Utama, S.Si (Kasmet Geser), Cariz Kainama (Kasmet Bandanaira) Roland Manuputy, SE (Kasubag TU Stageof Ambon), Andi Azhar Rusdin, S.Si, M.Sc. (Koord. Datin Stageof Ambon) menemui Kapolda Maluku Irjen Pol Drs Refdi Andri, M.Si. Kedatangan Herlambang beserta jajarannya ini sebagai ajang silaturahmi dan juga sekaligus menyampaikan kondisi geografis wilayah Maluku dengan potensi bencananya. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Utama Markas Polda Maluku, Kota Ambon, Kamis (25/2/2021).

Pada pertemuan tersebut Herlambang mengaku Maluku yang merupakan daerah kepulauan memiliki sejumlah potensi bencana. Di antaranya kegempaan, tsunami, gelombang tinggi. "Khusus kegempaan, Maluku memiliki 2 sumber gempa yaitu dari zona subduksi yang memanjang dari utara Pulau Seram melintasi Maluku Tenggara hingga ke selatan Maluku serta adanya patahan aktif yang ada di laut dan darat" kata Herlambang. Secara maritim wilayah Kepulauan Maluku sering terjadi gelombang tinggi, bahkan ketinggiannya bisa sampai 6 meter.

Lebih lanjut Herlambang menyampaikan dengan potensi bencana yang tinggi, pihaknya dapat meningkatkan sinergitas dan membangun koordinasi secara langsung dengan jajaran Polda Maluku."Kami mau bekerjasama dengan Kapolda dan jajaran.

Selain itu harapan kami stasiun BMKG bisa berkoordinasi dengan Polres setempat agar apabila terjadi sesuatu potensi bencana dapat langsung disampaikan ke Kapolres atau Kapolsek terdekat. Kami berharap Ke depan Polri dan BMKG semakin bersinergi," harapnya.

Sementara itu, Kapolda Refdi Andri, sebelum menyampaikan pandangannya terlebih dahulu menyampaikan ucapan selamat datang di Mapolda Maluku kepada Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Maluku.

Orang nomor 1 Polda Maluku ini juga memperkenalkan Para Pejabat Utama Polda Maluku yang ikut mendampinginya dalam pertemuan tersebut. Terkait pemaparan Kepala BMKG Ambon, Kapolda Refdi mengaku sepandangan. Ia juga berharap pandangannya sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mengantisipasi potensi kerawanan yang ada. "Semoga kita punya pandangan yang sama dengan pemda sehingga apa yang kita perbincangkan bisa diakomodir mitra kita," harapnya.

Mantan Kakorlantas Polri ini berharap adanya pemetaan jalur evakuasi, sehingga berapa meter lokasi evakuasi dari atas permukaan laut bisa diketahui.

Beliau juga setuju dengan pembuatan WA grup yang berisikan pejabat Utama Polda Maluku, para Kapolres dan para Kapolsek agar semua informasi bisa diterima dengan cepat dan dishare ke grup yang lain.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024