Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Gelar SLCN di Kab. Bone dan Kab. Maros

  • Ibrahim
  • 24 Apr 2021
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Gelar SLCN di Kab. Bone dan Kab. Maros

Makassar - Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di dua tempat, yang berlangsung di Pelabuhan Perikanan Lonrae Kab. Bone pada 3 April 2021 serta Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari Kab. Maros pada 12 April 2021.

Dalam Laporannya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Irwan Nasution menjelaskan jika sebanyak 35 orang Nelayan dari Kab. Bone dan 40 Orang Nelayan Kab. Maros menjadi peserta SLCN kali ini. Anggota Komisi V DPR-RI Dr. H. Muh. Aras, S.Pd, MM turut serta hadir pada kegiatan ini dan dalam sambutannya, Muh. Aras menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan program SLCN ini dan berharap kegiatan ini dapat lebih banyak lagi dilaksanakan bahkan bisa menjangkau nelayan di setiap desa.

"Kami akan terus mendukung pelaksanaan SLCN ini di Komisi V DPR RI. Saya juga berpesan kepada nelayan untuk bersungguh sungguh mengikuti kegiatan SLCN ini dan berharap dengan mengikuti kegiatan ini nelayan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan namun tetap menjaga keselamatan dalam aktivitas menangkap ikan," tutur Muh Aras.

Pada kesempatan ini juga turut hadir secara daring, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto. Dalam sambutannya Guswanto menyampaikan terimakasih atas dukungan Komisi V DPR-RI terhadap program-program BMKG termasuk SLCN ini. Guswanto berharap agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada para peserta.

Kegiatan SLCN di dua tempat ini dihadiri juga secara langsung maupun virtual oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo, Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar Darmawan, Kepala UPT BMKG di wilayah Sulawesi Selatan dan Kepala Stasiun Meteorologi Maritim se-Indonesia serta Stakeholder dibidang maritim berterimakasih atas seluruh dukungan seluruh pihak sehingga kegiatan SLCN ini dapat berlangsung.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024