Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Gelar SLCN Untuk Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera di Kabupaten Serdang Bedagai

  • Rachmat Hidayat
  • 28 Jul 2023
Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Gelar SLCN Untuk Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera di Kabupaten Serdang Bedagai

Serdang Bedagai - Kamis (27/7), Badan Meteorlogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam hal ini Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Medan Melaksanakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Aula terbuka Pantai Sri Mersing Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan SLCN ini bertujuan untuk sebagai wadah penyampaian informasi meteorologi maritim dari BMKG di daerah kepada Nelayan Perikanan Tengkap dan Budidaya melalui stakeholder terkait, penyuluh perikanan dan ketua kelompok nelayan serta para nelayan yang membutuhkan informasi cuaca maritim perikanan dan kelautan.

Turut hadir pada acara tersebut Deputi Meteorologi BMKG Guswanto M.Si, Bupati Serdang Bedagai yang diwakilkan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Fitriadi S.Sos, M,Si, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Serdang Bedagai Dr. Klaudia Evinta Siregar, SKM, M.Kes, Plt. Kepala Dinas Kominfo Ingan Malem Tarigan, SE, para Stakeholder, Kepala Balai MKG Wilayah 1 Medan Hendro Nugroho M.Si dan para KUPT BMKG Wilayah Medan Serta puluhan Nelayan peserta SLCN 2023.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Medan, Sugiyono, ST, M.Kom., dalam pembukaan sambutannya mengatakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) ini memperkuat peran kelompok Nelayan, Penyuluh dan Instansi terkait dalam menyebarkan Informasi Cuaca dan Iklim BMKG kepada Nelayan. Para peserta yang dilatih ini, nantinya berperan sebagai "Agen BMKG " yang meneruskan dan menyebarluaskan informasi Peringatan Dini dan Informasi Cuaca dan Iklim BMKG kepada Nelayan maupun masyarakat di sekitar mereka yang belum mengikuti pelatihan dan belum mengetahui informasi BMKG. Lebih Lanjut lagi bapak Sugiyono menyampaikan bahwa Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan.

Dalam pembukaan SLCN ini Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho, M.Si yang hadir pada acara tersebut juga menyampaikan bahwa pentingnya dilakukan upaya pendekatan guna mengantisipasi atau mengatasi masalah iklim juga mengantisipasi bencana hidrometeorologi.Juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam memanfaatkan informasi cuaca maritim guna antisipasi dan adaptasi terhadap dampak fenomena iklim ekstrem.

Sementara Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan . Fitriadi S.Sos, M,Si yang mewakili Bupati Serdang Bedagai menyampaikan rasa terimakasih kepada BMKG atas terlaksananya kegiatan ini, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi Nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai, "Dalam Pelatihan ini supaya banyak diadakan dialog atau diskusi karena nelayan disini sudah punya kearifan lokal membaca cuaca secara tradisional, pelatihan ini tepat diadakan di masa Nelayan yang sudah bersiap untuk melaut sampai wilayah yang jauh, dan mendapat bekal ilmu Cuaca dari BMKG," ujar Fitriadi di Medan. Bapak Fitriadi berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin setiap tahun di Kabupaten Serdang Bedagai karena nelayan di Kabupaten ini cukup banyak dan tersebar di berbagai kecamatan. Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai khususnya Dinas Perikanan sangat berterimakasih atas adanya kegiatan ini serta siap mendukung untuk kegiatan selanjutnya.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, M.Si pada acara tersebut juga menekankan pentingnya informasi cuaca dan iklim dalam mendukung Nawacita ketahanan pangan pemerintah, BMKG mendukung meningkatkan pemahaman cuaca dan iklim kepada nelayan, pengoptimalisasi informasi cuaca dan iklim terhadap penyuluh nelayan dan dinas terkait. Agar informasi yang diberikan dapat dipahami dengan baik.

Setelah kegiatan pembukaan, dilanjutkan dengan pemberian materi dari BMKG Pusat dan Stasiun Meteorologi Maritim Belawan terkait produk-produk informasi cuaca maritim, pengenalan alat observasi, dan cara mendapatkan informasi cuaca maritim BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024