Stasiun Meteorologi Kualanamu Selenggarakan Seminar METEONET-DISC #10 Sekaligus Launching Inovasi Layanan "SINOPTIC"

  • Hatif Thirafi
  • 25 Mei 2021
Stasiun Meteorologi Kualanamu Selenggarakan Seminar METEONET-DISC #10 Sekaligus Launching Inovasi Layanan "SINOPTIC"

Deli Serdang - Selasa (25/05/2021) Stasiun Meteorologi Kualanamu menyelenggarakan Seminar Online Meteonet-Disc #10 dengan tema "Penataan Kearsipan di Lingkungan BMKG" sekaligus peresmian Inovasi Layanan Sistem Online Pelayanan Data dan Informasi Cuaca (SINOPTIC) Stasiun Meteorologi Kualanamu.

Pengantar dari Kepala Stasiun Meteorologi Kualanamu, Fachkrurazi, SP mengawali rangkaian kegiatan Meteonet-Disc #10. Pengangkatan kearsipan sebagai tema dalam seminar ini adalah dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya arsip, khususnya di lingkungan BMKG sehingga tercipta "Masyarakat Sadar Arsip". Penataan arsip sebagai sumber informasi yang sesuai kaidah kearsipan sangat penting bagi kegiatan administrasi dan birokrasi.

Kepala Biro Umum dan SDM BMKG, Petrus Demon Sili, S.IP, M.Si dalam Opening Speech-nya menyebutkan bahwa BMKG sebagai Lembaga penyelenggara tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika memiliki hubungan yang sangat erat dengan dunia kearsipan. BMKG yang memiliki banyak data, mulai dari pengamatan, pengelolaan dan analisis data, sampai pada diseminasi informasi sangat konsen terhadap pengelolaan arsip. Beberapa upaya telah dilakukan, diantaranya telah membuat kesepahaman bersama BMKG dan ANRI, melaksanakan bimbingan teknis dan seminar terkait Pengelolaan Arsip Dinamis, membuat pedoman tata kearsipan, dan lainnya dengan tujuan untuk mencapai sistem kearsipan BMKG berbasis digital.

Drs. Azmi, M.Si (Direktur Kearsipan Pusat ANRI) dan Deny Tardiana, SP, MM (Sub-Koord Bidang Persuratan dan Arsip BMKG) menjadi Narasumber dalam Meteonet-Disc #10. Kedua Narasumber masing-masing menyampaikan beberapa hal terkait pengelolaan arsip dinamis di lingkungan lembaga negara, serta penataan kearsipan yang telah dilakukan di BMKG.

Kepala Biro Umum dan SDM BMKG mewakili Sekretaris Utama BMKG meresmikan Sistem Online Pelayanan Data dan Informasi Cuaca (SINOPTIC) Stasiun Meteorologi Kualanamu. Dalam kesempatan tersebut, Immanuel Jhonson A. Saragih, S.Tr sebagai Project Leader SINOPTIC memberikan paparan terkait tahapan pelayanan data menggunakan SINOPTIC, mulai dari pengajuan permohonan data oleh user sampai dengan penyampaian hasil oleh petugas. SINOPTIC hadir sebagai media komunikasi yang resmi antara pemohon dan petugas. SINOPTIC menjadi sarana pengarsipan dokumen layanan data dan informasi cuaca secara digital. Penggunaan SINOPTIC juga ditujukan untuk mencegah peluang terjadinya pungli oleh petugas, sebagai ikhtiar Stasiun Meteorologi Kualanamu untuk menciptakan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). SINOPTIC melengkapi tanda tangan digital pada surat keterangan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Kualanamu sehingga user tidak diwajibkan untuk datang lansung mengambilnya di Stasiun Meteorologi Kualanamu.

Kepala Biro Umum dan SDM BMKG menyampaikan apresiasi atas upaya Stasiun Meteorologi Kualanamu dalam adaptasi dan pemanfaatan kemajuan teknologi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini juga termasuk bagian dalam pengelolaan arsip digital, yang kedepannya akan semakin dikembangkan khususnya di BMKG, karena arsip berbasis digital lebih aman dari kerusakan akibat hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran ataupun bencana alam. Semoga hal semacam ini dapat menginspirasi dan dikembangkan di UPT BMKG untuk optimalisasi pelayanan kepada masyarakat menuju "BMKG Berkelas Dunia".

Seminar Online Meteonet-Disc #10 diikuti oleh sekitar seratus enam puluh peserta dari BMKG pusat dan daerah, stakeholder dan masyarakat secara Nasional dalam siaran langsung melalui ZOOM Meeting dan YouTube BMKG Kualanamu. Hadir dalam peresmian SINOPTIC diantaranya Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Kepala BBMKG Wilayah I Medan, danmewakili Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG.

Semoga materi dan diskusi yang disampaikan oleh Narasumber dalam Meteonet-Disc #10 dapat bermanfaat dan menambah wawasan seluruh peserta terhadap pengelolaan arsip yang baik dan benar. Untuk video Seminar Meteonet-Disc #10 selengkapnya dapat diakses di link https://s.id/meteonetdisc10

 

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024