SLI Tematik Provinsi Kalimantan Barat, "Perkuat Sinergi Iklim dan Petani, Ciptakan Pertanian Adaptif dan Informatif"

  • Rozar Putratama
  • 26 Mei 2023
SLI Tematik Provinsi Kalimantan Barat, "Perkuat Sinergi Iklim dan Petani, Ciptakan Pertanian Adaptif dan Informatif"

Pontianak, 25 Mei 2023 telah dilaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023, bertempat di Aloe Vera Center, Kota Pontianak. Kegiatan pembukaan SLI Tematik dihadiri oleh Wakil Walikota Pontianak Bapak Bahasan, SH, Deputi Bidang Klimatologi diwakili oleh Widyaiswara Ahli Utama Ibu Dra. Nurhayati, M.Sc, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak Bapak H. Bintoro, S.E, M.M, Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Bapak Hartanto, S.T, M.M (secara daring), serta tamu undangan lainnya.

Kegiatan SLI diawali dengan pembacaan laporan pelaksanaan kegiatan SLI oleh Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, Bapak Luhur Tri Uji Prayitno, SP, M.Ling. Dalam laporannya disebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan SLI Tematik pertama di Kalimantan Barat dengan mengusung tema "Perkuat Sinergi Iklim dan Petani, Ciptakan Pertanian Adaptif dan Inovatif". Pada kesempatan pertama, Kota Pontianak dipilih dengan komoditas unggulan lidah buaya atau aloe vera. Jumlah peserta SLI Tematik sebanyak 50 orang dengan 28 orang peserta laki-laki dan 22 orang perempuan yang merupakan petani aloe vera di wilayah Kota Pontianak.

SLI merupakan salah satu upaya BMKG dalam meningkatkan pemahaman mengenai literasi iklim sekaligus diseminasi informasi iklim kepada pengguna di bidang pertanian untuk dapat meningkatkan hasil produksi. Tujuan lain diadakannya kegiatan SLI adalah meningkatkan keterampilan petani dan penyuluh pertanian dalam memanfaatkan informasi iklim guna melakukan antisipasi dampak fenomena iklim ekstrem dengan melakukan adaptasi terhadap usaha pertanian.

Deputi Bidang Klimatologi, yang diwakili oleh Widyaiswara Ahli Utama Ibu Dra. Nurhayati, M.Sc dalam sambutan dan arahannya menyampaikan bahwa saat ini perubahan iklim semakin nyata dan dirasakan dampaknya terutama pada sektor pertanian. Salah satu indikasinya adalah kejadian cuaca/iklim ekstrim yang semakin sering terjadi sehingga mengancam produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Disamping itu, permasalahan utama yang dihadapi petani adalah kurangnya pemahaman tentang informasi iklim. Kemitraan antara penyedia informasi (BMKG), perantara (petugas penyuluh) dan pengguna akhir (petani) diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Melalui kegiatan SLI ini diharapkan mitra BMKG dalam hal ini penyuluh pertanian dapat menjembatani kesenjangan pemahaman informasi iklim yang kompleks, sarat dengan istilah teknis dengan cara menterjemahkan informasi iklim dalam bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh petani sebagai end-user.

Wakil Walikota Pontianak, Bapak Bahasan, SH dalam sambutannya menyampaikan aloe vera merupakan salah satu komoditi unggulan di Kota Pontianak. Selain dijadikan sebagai bahan makanan dan minuman, aloe vera juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat, kosmetik, dan bahan baku industri. Produk olahan aloe vera dari berbagai industri dan UKM di Kota Pontianak saat ini bahkan telah diekspor ke beberapa negara tetangga.

Pemerintah Kota Pontianak saat ini terus mendorong agar aloe vera bisa menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Pontianak sehingga berdampak positif terhadap kemajuan pembangunan Kota Pontianak. Untuk itu, saya ingin dengan adanya SLI Tematik yang diselenggarakan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat ini, menjadi salah satu upaya untuk membekali para petani agar dapat memanfaatkan informasi iklim sehingga dapat meningkatkan hasil produksi aloe vera.

Kegiatan SLI Tematik Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 resmi dibuka oleh Wakil Walikota Pontianak. Setelah pembukaan kegiatan SLI dilaksanakan, kemudian dilakukan kegiatan field trip oleh tamu undangan dan peserta ke kebun aloe vera untuk melihat secara langsung proses budidaya maupun panen tanaman aloe vera di Aloe Vera Center Kota Pontianak.

 

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024