Simulasi Gempabumi dalam Rangka Memperingati HKBN 2019 di Kota Jayapura

  • Rozar Putratama
  • 03 Mei 2019
Simulasi Gempabumi dalam Rangka Memperingati HKBN 2019 di Kota Jayapura

Jayapura - Jumat (26/4), dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional pada tanggal 26 April 2019, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura dan Stasiun Geofisika Kelas I Angkasapura Jayapura sebagai fasilitator yang diwakili oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Herlambang Huda, M.Si, Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto, M.Sc dan Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Klas I Angkasapura Jayapura Canggih Persada, S.Si mengikuti kegiatan Simulasi Gedung Gempa bumi Kuat tingkat propinsi Papua yang dipusatkan di kantor Walikota Jayapura.

Acara tersebut diawali dengan apel bersama yang dipimpin langsung oleh Walikota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM . Turut hadir dalam Geladi tersebut bapak Walikota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM , Wakil Walikota Ir.Rustan Saru, MT dan Ketua DPRD Kota Jayapura Abisai Rollo, KALAK BPBD Propinsi Wilem Manderi berperan sebagai korban yang ikut dievakusi oleh Tim SAR dalam Simulasi tersebut. Acara tesebut juga diikutsertakan Stakeholder yaitu BASARNAS Papua, BPBD Propinsi Papua, BPBD Kota Jayapura, BMKG, TNI/POLRI, Dinas Kesehatan Kota Jayapura, PMI, Satpol PP Kota Jayapura, RAPI Kota Jayapura , Pemadam Kebakaran dan Media ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada jam 09.00 WIT kegiatan Simulasi Gedung diikuti oleh semua ASN di kantor Walikota dengan pemicu gempabumi yang menimbulkan kebakaran. Tujuan Simulasi Gempa bumi untuk melatih dan meingkatkan kesiapsiagaan Pemerintah Kota Jayapura dan semua Stakeholder agar memilki keterampilan dalam penyelamatan mandiri.

Di Kantor Balai Besar Meteorologi klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura kegitan serupa dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang diikuti oleh semua pegawai dari Balai Besar Meteorologi klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura dan Stasiun Geofisika Kelas I Angkasapura Jayapura yang dikoordinir oleh Kepala Bidang Observasi Tato Agustinus, S.Si, Kepala Sub Bagian Persuratan dan Arsip Heri Purnomo, S.Si dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Stasiun Geofisika Kelas I Angkasapura Jayapura Josina Akihari, SE.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024