Seminar Online Penerbangan di Lingkungan Bandara Sam Ratulangi

  • Rozar Putratama
  • 22 Mar 2021
Seminar Online Penerbangan di Lingkungan Bandara Sam Ratulangi

Manado - Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi menyelenggarakan seminar online penerbangan dengan dengan tema "Layanan Informasi Penerbangan di Lingkungan Bandara Sam Ratulangi Manado", Rabu (24/02). Tema ini diangkat dengan tujuan semakin memperkenalkan layanan informasi penerbangan kepada khalayak dan stakeholder penerbangan, khususnya untuk stakeholder penerbangan lingkungan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Kegiatan seminar online penerbangan ini dibuka oleh Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Rio Marthadi, S.Si, MP. Dalam pengantarnya Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado menjelaskan pentingnya layanan informasi penerbangan khususnya terkait unsur meteorologi. Kepala Stasiun Meterorologi Sam Ratulangi juga menjelaskan pentingnya kolaborasi antar pihak terkait dalam menunjang keselamatan penerbangan. Kemudian juga dijelaskan informasi terkait rencana pengembangan layanan dan informasi penerbangan BMKG.

Seminar online ini dilaksanakan secara langsung melalui ZOOM Meeting. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar seratus peserta. Dalam seminar online penerbangan dihadirkan tiga narasumber yaitu Astrid Yesica Lasut ( Forecaster Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado), Danan Suseno ( GM Airnav Indonesia Cabang Manado), dan Edison Saragih Sidabutar ( Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah VIII).

Narasumber pertama, Astrid Yesica Lasut (Forecaster Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado) memberikan penjelasan terkait layanan-layanan informasi meteorologi penerbangan di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi. Kemudian dijelaskan juga terkait alat meteorologi yang menunjang layanan informasi meteorologi penerbangan di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado.

Narasumber kedua, Danan Suseno, (GM Airnav Indonesia Cabang Manado) menyampaikan paparan layanan informasi penerbangan terkait optimalisasi Air Traffiq Managemen Flow, selain itu juga memaparkan jenis-jenis layanan penerbangan yang dilakukan oleh Airnav. Kemudian dijelaskan perlunya kolaborasi dalam meningkatkan layanan informasi penerbangan.

Narasumber ketiga, Edison Saragih Sidabutar (Kepala kantor Otoritas Bandara Wilayah VIII) menyampaikan materi terkait beberapa jenis layanan navigasi penerbangan dan tugas-tugas unit pelayanan informasi meteteorologi di aerodrome. Kemudian juga dijelaskan paparan mengenai penanganan dampak abu vulkanik terhadap operasional penerbangan.

Kegiatan seminar online ini diharapkan semakin memperkenalkan layanan informasi penerbangan kepada khalayak, khususnya stakeholder yang terkait dengan bidang penerbangan. Kemudian diharapkan seminar online ini bisa jadi sebagai salah satu wadah sharing dan kolaborasi dari berbagi pihat terkait dalam hal peningkatan layanan informasi penerbangan.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024