Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan Provinsi Sumsel Tahun 2022

  • Rozar Putratama
  • 27 Jun 2022
Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan Provinsi Sumsel Tahun 2022

Dalam rangka untuk mewujudkan keselamatan dan meningkatkan pelayanan informasi meteorologi penerbangan, Stasiun Meteorologi SMB II Palembang menggelar kegiatan Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan (SLMP) Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2022. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 - 23 Juni 2022 di Hotel Santika Premier Bandara dengan jumlah peserta 50 orang yaitu dari Instansi Stakeholder seperti Airline, Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang, Airnav Cabang Palembang, UPBU Silampari dan Atung Bungsu, TNI AU, Poltekbang Palembang, PVMBG Kementrian ESDM dan Basarnas serta lainnya. Adapaun tema dari SLMP kali ini adalah "Mewujudkan Keselamatan, Efektifitas dan Efisiensi Penerbangan Dengan Optimalisasi Pemahaman Informasi Meteorologi".

Kegiatan SLMP ini dihadiri dan dibuka oleh Anggota Komisi V DPR RI Bpk. Ir. H. Ishak Mekki, MM yang mana dalam sambutan beliau sangat mendukung kegiatan SLMP ini sebagai upaya peningkatan pelayanan informasi meteorologi untuk keselamatan penerbangan. Turut hadir juga dalam kegiatanpembukaan SLMP Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Bpk. Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan Bpk. Hartanto, S.T, MM, EGM PT. Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang Bpk. K.R.A.T Tommy Ariesdianto, A.MTru, SE, GM Airnav Cabang Palembang Bpk. Hermana, ST, Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Selatan, Bpk. Drs. H. Arinarsa JS dan Koordinator BMKG Sumsel Bpk. Wandayan Tolis, S.Si, M.Si serta beberapa Kepala UPT BMKG.

Para peserta SLMP sangat antusias dalam mengikuti kegiatan Sekolah Lapang ini, yang diawali dengan post test pada hari pertama dan pembukaan serta materi pada hari kedua, sedangkan pada hari ketiga dilaksanakan kunjungan ke taman alat serta gedung operasional Stasiun Meteorologi SMB II Palembang yang ada di Bandara SMB II Palembang. Pada kunjungan ini peserta bisa secara langsung mengetahui peralatan observasi meteorologi serta langsung mendapatkan penjelasan dari pendamping/pegawai BMKG terkait proses pengamatan, pengolahan data, analisis dan prakiraan serta pelayanan informasi meteorologi penerbangan. Harapan dari kegiatan SLMP ini kedepan adalah para peserta bisa memiliki pemahaman terkait proses pelayanan informasi meteorologi penerbangan dan untuk meningkatkan kemajuan penerbangan di Indonesia.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024