Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II 2023 di BBMKG Wilayah IV

  • Dimas Bayu Sajiwo
  • 19 Jan 2024
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II 2023 di BBMKG Wilayah IV

Kendari (19 Januari 2024) - Untuk menyusun laporan keuangan yang kredibel, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah IV Makassar menggelar Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2023 pada Jumat, 19 Januari 2024 di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara. Acara yang dibuka oleh Hanif Andi Nugraha, S.Si, MT selaku Plt. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini memberikan dukungan penuh untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan BMKG.

Dalam kegiatan ini mengangkat tema "Melalui Rekonsiliasi Tahun Anggaran 2023, Kita susun laporan keuangan dengan standar tertinggi dalam rangka mempertahakan Opini WTP".

Pejabat dan perwakilan instansi terkait turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Petrus Demon Sili, S.IP selaku Plt. Kepala Biro Umum BMKG, Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet, S.Si, M.Si, Widiyaswara Utama BMKG Widada Sulistya,DEA, Perwakilan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dari Kementerian Keuangan RI, Kepala Bagian Pengadaan dan Pengelolaan BMN-BMKG Ibu Fransin Adriana Pattinama, S.Pi, Koordinator Stasiun BMKG Provinsi di cakupan Balai Besar MKG Wilayah IV, dan Kepala Stasiun beserta peserta rapat rekonsiliasi laporan keuangan.

Dalam sambutannya, Hanif Andi Nugraha menekankan pentingnya kualitas Laporan Keuangan yang disusun bersama, menunjukkan tekad BMKG untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). akuntabilitas pelaksanaan dan penggunaan anggaran BMKG dapat teruji sehingga dihasilkan laporan keuangan yang akuntabel, sebagai tahapan persiapan pemeriksaan oleh BPK RI atas laporan keuangan BMKG Semester II Tahun 2023.

Pada pembukaan acara ini diserahkan sertifikat Penghargaan kepada 8 UPT-UPT atas capain realisasi anggaran tertinggi di tiap-tiap provinsi di lingkungan BBMKG Wilayah IV.

Acara Rekonsiliasi Laporan Keuangan BMKG Semester II Tahun 2023 diselenggarakan berkat dukungan dari berbagai pihak. BMKG mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Pejabat yang mewakili Kementerian Keuangan dan seluruh Peserta Rekonsiliasi.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024