Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I 2023 di BBMKG Wilayah II: Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Anggaran

  • Kholis Nur Cahyo
  • 15 Jul 2023
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I 2023 di BBMKG Wilayah II: Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Anggaran

Kulonprogo (15 Juli 2023) - Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I Tahun 2023 di lingkup Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II dilaksanakan secara luring (offline) di Kulonprogo. Acara yang dibuka oleh Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini memberikan dukungan penuh untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan BMKG.

Pejabat dan perwakilan instansi terkait turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Dwi Budi Sutrisno selaku Sekretaris Utama BMKG, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan BMKG, Perwakilan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dari Kementerian Keuangan RI, Perumus Senior Kebijakan Barang Milik Negara, yakni Aji Purwono, Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dari Kementerian Keuangan RI, Kasubdit Sistem Akuntansi yaitu Rahmat Mulyono, Pejabat Administrator BMKG Pusat, Koordinator Stasiun BMKG Provinsi di cakupan Balai Besar MKG Wilayah II, dan Kepala Stasiun beserta peserta rapat rekonsiliasi laporan keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2023 dilakukan sesuai dengan ketentuan PMK No. 222/PMK.05 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 yang mengatur pedoman penyusunan dan penyampaian laporan keuangan di Kementerian Negara/Lembaga. Hal ini menunjukkan komitmen BMKG dalam mematuhi peraturan dan mencapai transparansi dalam pengelolaan anggaran.

Dalam sambutannya, Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kualitas Laporan Keuangan yang disusun bersama, menunjukkan tekad BMKG untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). akuntabilitas pelaksanaan dan penggunaan anggaran BMKG dapat teruji sehingga dihasilkan laporan keuangan yang akuntabel, sebagai tahapan persiapan pemeriksaan oleh BPK RI atas laporan keuangan BMKG Semester I Tahun 2023.

"BMKG berupaya menuju Visi menjadi Lembaga Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Berkelas Dunia (World Class). Untuk mewujudkan Lembaga MKG yang Berkelas Dunia, BMKG perlu membangun dan menjaga "trust" kepercayaan publik semua pihak," imbuh Dwikorita.

Sebagai catatan, Opini BPK pada tahun sebelumnya menilai bahwa laporan keuangan BMKG tahun 2022 telah disajikan dengan baik dalam semua aspek yang material. Posisi keuangan BMKG per tanggal 31 Desember 2022, realisasi anggaran, operasional, dan perubahan ekuitas untuk tahun tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Pencapaian ini tidak terlepas dari jerih payah dan kerja keras seluruh jajaran BMKG, layak mendapat apresiasi dan rasa syukur atas prestasi tersebut.

Acara Rekonsiliasi Laporan Keuangan BMKG Semester I Tahun 2023 diselenggarakan berkat dukungan dari berbagai pihak. BMKG mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Pejabat yang mewakili Kementerian Keuangan dan seluruh Peserta Rekonsiliasi. Penghargaan juga diberikan kepada Petugas SAIBA dan SIMAK BMN, serta Panitia atas bantuan yang luar biasa sehingga acara ini terselenggara dengan baik.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024