Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2015 Balai Besar Wilayah II Ciputat

  • Humas
  • 28 Jan 2016
Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2015 Balai Besar Wilayah II Ciputat

Bandung, Setelah Rekonsiliasi Keuangan semester II tahun 2015 dilaksanakan di 2 kantor Balai Besar MKG Wilayah III dan IV,pada Rabu (27/1/2016) Balai Besar Wilayah II Ciputat menyelenggarakan kegiatan Rekon keuangan di Hotel Grand Tjokro.

Rekonsiliasi Keuangan semester II tahun 2015 ini mengambil tema "Dengan Semangat Rekonsiliasi Laporan Keuangan Berbasis Akrual Semester II tahun 2015, Kita Raih Kembali opini WTP BMKG". Tema tersebut diambil atas dasar untuk dapat memperbaiki semua kekurangan kita dalam penyusunan laporan keuangan , dimana pada tahun 2014 lalu BPK memberikan Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dengan opini WDP yang diberikan oleh BPK pada BMKG tersebut juga berdampak pada tidak mendapatkannya kategori pada Barang Milik Negara (BMN) Award yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan.

Kegiatan rekon keuangan Balai Besar MKG WIlayah II secara resmi dibuka Deputi Bidang Meteorologi Dr. Yunus S. Swarinoto, M.Si didampingi Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Joko Siswanto, S.Sos, Kepala Biro Perencanaan Subardjo Dipl.Seis.

Selama pelaksanaan kegiatan rekon ini para Kepala UPT di lingkungan Balai besar Wilayah II dan peserta akan menerima pemaparan materi Kebijakan dari Biro Hukum dan Organisasi, Biro Umum, Biro Perencanaan, Pemaparan program PUSDIKLAT BMKG, Inventarisasi dan input data SAIBA dan BMN serta penyusunan laporan keuangan semester II tahun anggaran 2015 tingkat satuan kerja dan wilayah II.

Kegiatan rekon yang dilaksanakan secara paralel di 5 Kantor Balai Besar MKG ini memiliki satu tujuan bersama yakni ``Kita Raih Kembali Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) BMKG``.

Untuk mencapai tujuan itu Dr. Yunus Swarinoto menegaskan 5 instruksi Kepala BMKG yang dibacakan dalam sambutannya:

1. Agar dalam menyusun laporan bisa lebih cermat dan akurat serta memberikan penjelasan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (Calk).

2. Agar menyusun klasifikasi belanja sesuai dengan Bagan Akun Standar dan peruntukannya.

3. Agar para KPA dan PPK segera melakukan verifikasi atas POK TA.2016 untuk mengantisipasi penyalahgunaan akun belanja barang persediaan maupun pemeliharaan.

4. Agar para PPK lebih cermat dalam melaksanakan pekerjaan dan melakukan verifikasi atas dokumen pertanggungjawaban; serta membuat Daftar Distribusi Barang pada setiap kegiatan sesuai dengan Instruksi Kepala Badan tentang Penertiban Distribusi Barang di Lingkungan BMKG.

5. Agar para KPB lebih tertib dalam menatausahakan BMN antara lain membukukan seluruh pertanggungjawaban Aset dan melakukan kodefikasi/labelisasi BMN, membuat dan melakukan update setiap perubahan Daftar Barang Ruangan (DBR) dan Daftar Barang Lainnya (DBL), melakukan pengelolaan BMN, melaksanakan pengawasan dan pengendalian BMN di lingkungannya.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024