Regional Focus Group Online

  • Petugas Web
  • 09 Jun 2016
Regional Focus Group Online

Selasa, (07/06/2016) Dewasa ini perkembangan ilmu sains atmosfer (atmospheric sciences) begitu pesat dan semakin menarik perhatian masyarakat. Sebagai bagian upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia di BMKG, maka BMKG ikut serta dalam kegiatan bulanan berupa seminar online yang diadakan oleh WMO VLAb Center of Excellence Melbourne yang kerap kali disebut RFG (Regional Focus Group) pada tiap hari selasa pekan pertama dengan tema tertentu. Negara-negara Asia-Pasifik dapat pula berpartisipasi dalam kegiatan ini.

BMKG telah ikut berpartisipasi aktif dalam beberapa kali RFG. Kegiatan RFG nyatanya mampu menggali potensi-potensi yang tersembunyi di UPT-UPT daerah. Selama bertugas di UPT daerah, baik di Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado, Stasiun Klimatologi Kediri Mataram, maupun Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, terlihat banyak potensi generasi muda yang belum muncul. Oleh karena itu, dengan motivasi meningkatkan kualitas SDM BMKG, kami memfasilitasi para generasi muda untuk memunculkan potensinya. Hingga tahun 2016 ini, beberapa UPT didaerah yang telah berhasil berpartisipasi aktif sebagai presenter, seperti :

- Febriany Florence Rey (Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado) pada tahun 2014, materi yang disampaikan adalah ``Climatological Study of Manado Flash Flood Event 15th of January 2014``

- Adi Ripaldi (Stasiun Klimatologi Kediri Lombok) pada tahun 2015, materi yang disampaikan adalah ``Monitoring The Onset of Dry Season at West Nusa Tenggara Province East Indonesia``

- Firsta Zukhrufiana Setiawati (Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak) pada tahun 2016, materi yang disampaikan adalah ``Climatological Study of Singkawang Flash Flood Event May 21st - 22nd, 2016``.

Menjadi seorang penyaji hasil penelitian tentunya bukan hal yang asing. Menjadi presenter dari tugas-tugas, disertasi, thesis ataupun skripsi hingga kegiatan yang terkait layanan publik dan kerjasama instansi baik dalam dalam skala lokal maupun internasional, telah dilakukan sebagian besar dari kita. Kesuksesan dalam presentasi bergantung pada persiapan materi dan kesiapan presenter itu sendiri. Presenter yang telah yakin akan kapabilitasnya, tentu akan dapat mengontrol proses presentasinya dan mampu menghadapi peserta dengan baik. RFG ini merupakan presentasi berbasis online yang dilakukan dalam skala regional (Asia-Pasifik), bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris. Tak mudah untuk melakukan presentasi semacam ini, kendala yang sering kali ditemui adalah :internet yang tidak semua wilayah memadai, aksen bahasa, jarak dengan audiens, dan tempo bicara.

Dalam presentasi online umumnya dilengkapi dengan fasilitas control panel tool, chat box, recording, microphone-headset, pc, dan internet. Namun, kesiapan fasilitas tampaknya masih membebani beberapa wilayah yang tidak ditunjang oleh aliran listrik yang stabil dan buruknya sinyal internet. Kendala ini dapat dipecahkan dengan menggunakan pc (laptop) dan modem, hal ini dipersiapkan guna menghindari kualitas koneksi yang buruk sehingga, presentasi dapat berjalan lancar. Hal yang tidak kalah penting adalah peran technical support officer (TSO) guna memastikan kesiapan teknis pada saat sebelum, dalam proses, dan sesudah presentasi online.

Pada satu hari sebelum jadwal presentasi, presenter diberi kesempatan untuk menguji jaringan dan memahami teknis presentasi. Proses uji jaringan ini sangat penting, karena dengan ini presenter dapat menyiapkan dan memetakan pengaturan situasi pada saat presentasi online nantinya. Presenter juga dapat memahami serta menjalankan teknis presentasi online yang dapat menunjang penyampaian materi secara efektif.

Dalam beberapa kali kesempatan RFG, tampaknya terdapat perkembangan signifikan yaitu banyaknya peserta/ attendees. Pada tahun 2014 hingga 2016 ini banyaknya peserta telah meningkat, bahkan pada tahun 2016 ini terdapat 28 akun peserta online dari beberapa negara seperti Indonesia, Australia, Filipina, Korea Selatan, Jepang, dan Vanuatu. Hal ini terbilang sukses dengan adanya penambahan banyaknya negara yang turut berpartisipasi.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024