RDP Evaluasi Angkutan Lebaran tahun 2018

  • Rozar Putratama
  • 26 Jul 2018
RDP Evaluasi Angkutan Lebaran tahun 2018

Jakarta - Selasa (24/7), Komisi V DPR RI mengundang para mitra kerjanya seperti Kementerian PUPera, Kemenhub, Korlantas POLRI, BMKG dan BNPP untuk mengikuti rapat dengar pendapat dengan agenda Evaluasi sarana dan prasarana mudik lebaran tahun 2018 di ruang rapat kerja Komisi V DPR-RI.

Kegiatan rapat yang telah dihadiri sebanyak 15 anggota Komisi V dari 7 fraksi terbuka untuk umum dan dipimpin oleh Ketua Komisi V DPR- RI Fahry Djemy Francis, MM. Dalam sambutan pembukanya Ketua Komisi menyampaikan pada RDP kali ini Komisi V telah memiliki beberapa catatan khusus terkait arus mudik dan arus balik lebaran 1439 H dan meminta penjelasan terperinci dari pihak Pemerintah, diantaranya :

  1. Tingkat kecelakaan selama arus mudik dan arus balik tahun 2018 menurun secara signifikan, sehingga kami atas nama Komisi V memberikan apresiasi kepada Pemerintah terhadap terobosan - terobosan yang telah dilakukan.
  2. Kami Komisi V DPR RI meminta penjelasan terkait dengan penerapan contra flow dan one way traffic yang diterapkan di ruas tol Jakarta Cikampek dan cikopo palimanan pada saat arus balik yang menimbulkan kemacetan serta kritikan dari masyarakat
  3. Masih tingginya harga tiket saat arus mudik dan arus balik lebaran tahun 2018
  4. Berkaitan dengan musibah tenggelamnya KM. Sinar Bangun dan KM. Arista yang menimbulkan banyak korban meninggal.

Usai Ketua Komisi V DPR RI menyampaikan sambutannya, masing - masing mitra kerja kemudian menyampaikan paparannya secara terinci. Pada kesempatan ini Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc. P.hD menyampaikan paparan secara ringkas perihal kondisi cuaca saat tenggelamnya KM.Arista di selat Makassar 13 Juni 2018, bahwa "berdasarkan analisis BMKG pola angin pada tanggal 13 Juni 2018 pukul 11.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA kecepatan angin berkisar 17-22 km/jam (kategori sedang) arah angin berasal dari Tenggara dengan ketinggian gelombang 0,2-0,5 meter (kategori rendah) dan kondisi cuaca di sekitar perairan cerah".

Lebih lanjut Prof. Dwikorita mengatakan "dengan adanya kondisi cuaca yang semakin tidak menentu ini, maka kami akan melakukan langkah - langkah untuk penyempurnaan diantaranya:

  • Pembangunan AWS pelabuhan di 6 lokasi strategis wilayah Indonesia seperti; Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Tanjung Pandan, Pelabuhan Pekalongan, Pelabuhan Cirebon, Pelabuhan Kuala tanjung dan Pelabuhan Pulau Baai, serta pembangunan system observasi angin, arus dan gelombang di Danau Toba
  • Pembangunan Acoustic Doppler Current Profiler di 5 lokasi strategis di Indonesia (pelabuhan tanjung priok, Tanjung Emas, Merak ,Cirebon dan Bakauheni )
  • Pembagunan Radar Maritim di Labuan Bajo dan Banyuwangi

Perlu dilakukan sertifikasi setiap kapal dengan tambahan spesifikasi tinggi gelombang sebagai acuan penerbitan surat izin berlayar," ujar dwikorita menutup paparannya.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024