Rapat Perencanaan Nasional BMKG Tahun 2024: Menuju Transformasi BMKG Berkelas Dunia

  • Rachmat Hidayat
  • 15 Feb 2024
Rapat Perencanaan Nasional BMKG Tahun 2024: Menuju Transformasi BMKG Berkelas Dunia

Jakarta, 15 Februari 2024 - Rapat Perencanaan Nasional (RAPERNAS) BMKG secara resmi dibuka hari ini oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, kegiatan yang diikuti Pejabat Tinggi Pratama, Kepala Balai I-V dan Kepala UPT Koordinator mengawali serangkaian kegiatan yang menjadi tonggak penting dalam perencanaan pembangunan BMKG di tahun mendatang.

Rapernas BMKG, yang merupakan agenda tahunan, dimulai dengan Rapat Evaluasi Nasional (Ravalnas) dan diakhiri dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), memiliki tujuan utama untuk menyiapkan perencanaan pembangunan BMKG di tahun mendatang dengan mengacu pada Rencana Strategis BMKG yang telah disusun sebelumnya.

Tahun 2024 menjadi tahun transisi yang sangat istimewa bagi BMKG, karena bersamaan dengan masa pergantian periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Strategis BMKG. Dengan belum tersedianya Renstra dan RPJMN sebagai acuan, BMKG dihadapkan pada tantangan yang memerlukan lebih banyak energi dan konsentrasi untuk menyusun setiap tahapan pembangunan yang akan dilakukan dalam periode Tahun 2025 - 2029.

Dwikorita Karnawati menegaskan pentingnya dukungan terhadap Visi Indonesia Emas 2045 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI. Visi ini, yang menggambarkan Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, menjadi landasan dalam penyusunan Program dan Kegiatan Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang mendukung berbagai target capaian pemerintah dalam RPJMN Tahun 2025-2029.

Menyadari tantangan dan amanah tersebut, BMKG merumuskan arah kebijakan Teknokratik RPJMN Tahun 2025-2029 yang memfokuskan pada penguatan di 5 Pondasi Transformasi, termasuk Transformasi Ekonomi dan Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi, kedua di antaranya memiliki implikasi langsung pada peran BMKG.

Penyusunan arah dan kebijakan BMKG untuk periode tahun 2025-2029 juga mengacu pada Rencana Induk BMKG Tahun 2015-2045. BMKG berada pada tahapan Global Player, di mana tujuan utamanya adalah kesejahteraan, keselamatan, dan kedaulatan Indonesia. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan ketersediaan SDM yang unggul, data berkualitas, inovasi teknologi, serta organisasi yang modern dan agile.

Dukungan organisasi yang modern dan agile diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang menambah satu Unit Kerja Eselon 1, yaitu Deputi Bidang Modifikasi Cuaca.

Rapernas BMKG Tahun 2024 mengusung tema "Perencanaan pembangunan BMKG yang komprehensif, transparan, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung transformasi BMKG berkelas dunia". Dengan empat agenda utama, BMKG berkomitmen untuk menyusun rencana strategis, kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan, program dan kegiatan yang mendukung agenda pembangunan nasional, serta membahas RPP Tarif PNBP BMKG.

Semua program dan kegiatan yang dihasilkan akan menjadi pedoman perencanaan dan penganggaran kegiatan BMKG dalam Tahun Anggaran 2025. Dwikorita Karnawati mengharapkan keseriusan dari semua unit kerja di lingkungan BMKG dalam menyusun rencana strategis dan indikator kinerja untuk meningkatkan layanan BMKG kepada masyarakat secara efektif dan efisien di berbagai sektor.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024