Rapat Dengar Pendapat Evaluasi Pelaksanaan APBN TA.2018 dan Pembahasan Alokasi Anggaran

  • Murni Kemala Dewi
  • 11 Jul 2018
Rapat Dengar Pendapat Evaluasi Pelaksanaan APBN TA.2018 dan Pembahasan Alokasi Anggaran

Jakarta, 9 Juli 2018 / Bertempat di ruang rapat Komisi V DPR RI, diadakan Rapat Dengar Pendapat antara Komisi V DPR RI dengan BMKG, Basarnas, dan BPWS dengan agenda :

  1. Evaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2018 sampai dengan Bulan Mei 2018
  2. Pembahasan alokasi anggaran menurut fungsi, program dan prioritas anggaran Kementerian / Lembaga tahun anggaran 2019 di masing-masing unit Eselon I Kementerian / Lembaga mitra kerja Komisi V DPR RI

Rapat dipimpin oleh H. Anton Sukartono Suratto, M.Si. selaku Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Sementara dari BMKG, hadir Sekretaris Utama BMKG, Drs.Untung Merdijanto, M.Si dan Deputi Bidang Geofisika, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng.

Dalam paparannya, Sestama BMKG menyampaikan hasil evaluasi pelaksanaan APBN tahun anggaran 2018 sampai dengan Juni 2018, bahwa berdasarkan Surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor : S-877/AG/2018 tanggal 11 Mei 2018 tentang Pengesahan Revisi Anggaran Terkait Pergeseran Anggaran dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) Pengelolaan Belanja lainnya ke Badan Anggaran BMKG maka Pagu Anggaran BMKG mengalami kenaikan menjadi 1.8 Trilyun Rupiah dengan Pagu awal sebesar 1.7 Trilyun dan penambahan Pagu dari BA BUN sebesar 101,3 Milyar. Penambahan Pagu tersebut dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Annual Meeting of IMF World Bank yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 di Bali.

Penambahan anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan sarana layanan informasi penerbangan, diantaranya :

  1. Membangun Automated Weather Observing System (AWOS) kategori 3 di Makassar
  2. Membangun AWOS kategori 3 di Juanda
  3. Membangun AWOS kategori 3 di Denpasar
  4. Membangun Wind Shear Alert System dan AWOS kategori 1
  5. Upgrade AWOS kategori 1 menjadi kategori 3
  6. Membangun LIDAR 3 dimensi
  7. Membangun mobile LIDAR 1 dimensi
  8. Membangun radar maritime
  9. Pengadaan Client RADAR

Sestama BMKG juga menyampaikan bahwa Pagu Indikatif BMKG tahun 2019 belum dapat mencukupi kebutuhan anggaran yang dibutuhkan dalam Renstra sebesar 2,935 Triliun. Berdasarkan Surat Edaran Pagu Indikatif tahun 2019, BMKG mendapatkan alokasi pagu indikatif sebesar 1,777 triliun sehingga terdapat BACKLOG sebesar 1,157 Triliun. Selain itu, kebutuhan sarana prasarana layanan informasi MKG untuk memenuhi isu dan lingkungan strategis belum tertampung dalam RAPBN BMKG tahun 2019.

BMKG akan melakukan pergeseran Belanja Modal ke Belanja Barang agar 30 % peralatan pengamatan BMKG dapat terpelihara dan terkalibrasi. Untuk memenuhi kebutuhan Belanja Modal, BMKG mengupayakan pendanaan kreatif dan inovatif seperti kerjasama, soft loas, hibah dan KPBU /PPP. Oleh karena itu, untuk memenuhi kegiatan-kegiatan dalam isu dan lingkungan strategi, BMKG memohon dukungan dari Komisi V DPR RI untuk penambahan alokasi anggaran 2019 agar sasaran lompatan layanan informasi MKG 4.0 dalam rangka mendukung keselamatan infrastruktur, transportasi dan masyarakat dapat terwujud.

Kesimpulan akhir dari RDP tersebut adalah :

  1. Komisi V DPR RI dapat memahami penjelasan BMKG mengenai capaian terhadap target pelaksanaan APBN TA 2018 sampai dengan Semester I. Selanjutnya Komisi V DPR RI meminta agar BMKG melakukan upaya untuk peningkatan penyerapan anggaran sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2018.
  2. Komisi V DPR RI dapat memahami penjelasan BMKG mengenai rincian program dan alokasi Pagu Anggaran dari Eselon I dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN 2019 sebagai berikut:

Dalam Ribu Rupiah

NO.BADAN/PROGRAMPAGU KEBUTUHANPAGU INDIKATIF

TA 2019

(Sesuai SB Menkeu dan Kepala Bappenas)

PENYESUAIAN PAGU INDIKATIF

TA 2019

(Hasil Trilateral Meeting)

KEKURANGAN ( Backlog )
ABCD (C-A)
1.BMKG 2.935.591.3001.777.894.6921.777.894.692(1.157.696.608)
 Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya847.300.000514.268.976362.450.661(484.849.339)
 Pengembangan dan Pembinaan MKG2.088.291.3001.263.625.7161.415.444.031(672.847.269)
Selanjutnya Komisi V DPR RI bersama dengan BMKG akan memperjuangkan kenaikan anggaran sesuai dengan Pagu Kebutuhan TA 2019 yang diusulkan untuk membiayai program-program prioritas sesuai dengan mekanisme pembahasan RUU tentang APBN di DPR RI.

3. Komisi V DPR RI meminta BMKG dan Basarnas untuk meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas sehubungan dengan program prioritas keselamatan publik dan infrastruktur melalui pengembangan sistem pemantauan gempa bumi dan peringatan dini tsunami serta peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana peralatan layanan informasi gempa bumi, cuaca maritim dan penerbangan di Indonesia, serta program prioritas pencarian dan pertolongan.

4. Komisi V DPR RI mendukung rencana BMKG yang akan melakukan pergeseran Belanja Modal ke Belanja Barang untuk memenuhi keperluan pemeliharaan dan kalibrasi peralatan pengamatan BMKG sebelum pagu alokasi anggaran disetujui.

5. Komisi V DPR RI mendukung upaya BMKG untuk mengantisipasi kekurangan pembiayaan dengan mengupayakan pendanaan kreatif dan inovatif seperti kerjasama, soft loan, hibah dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha / Public Private Partnership (KPBU/PPP).

6. Sebagai tindak lanjut Rapat Kerja tanggal 5 Juni 2018, maka BMKG, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta Bapel-BPWS bersedia untuk menyesuaikan rincian program dan menyempurnakan RKA-K/L masing-masing Eselon I dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2019, sesuai dengan saran dan pendapat Komisi V DPR RI yang disampaikan dalam rangkaian proses pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2019.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024