Puncak Event Sail Sabang 2017

  • Ayu Isrianti Putri
  • 04 Des 2017
Puncak Event Sail Sabang 2017

Sabang - (02/12/17) Kegiatan pembukaan Puncak Event Sail Sabang 2017 telah selesai dilaksanakan dengan baik dan sukses. Dalam kesempatan ini turut hadir Pimpinan BMKG Pusat yang diwakili oleh Ibu Nelly Florida Riama, M.Si selaku Kepala Pusat Meteorologi Maritim. Turut hadir dalam kegiatan ini Bapak Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan (Edison Kurniawan, S.si, M.Si), Koordinator Stasiun MKG Propinsi Aceh (Fahrurrazi, SP) serta Kabid Datin (Syahnan); Irwansyah Nasution, ST, M.Si; Edi Darlupti; Eridawati, SE, MM; Wahyudin, SP, M.Si; dan Siswanto, ST, M.Si.

Dalam persiapan menjelang puncak pembukaan Event Sail Sabang 2017, Stasiun Meteorologi Cut Bau Maimun Saleh telah memberikan dukungan melalui beberapa rangkaian kegiatan. Layanan informasi MKG secara nyata dihadirkan melalui :

  1. Paparan prospek kondisi cuaca menjelang Sail Sabang 2017, dilaksanakan di kantor DISBUDPAR Propinsi Aceh.
  2. Paparan Final kondisi cuaca tanggal 2 Desember 2017 di depan Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya Oleh Stamet Cut Bau Maimun Saleh Sabang (sekretariat panitia Sail Sabang 2017) berlokasi di kantor Walikota Sabang.
  3. Pemasangan Portable AWS di lokasi puncak Sail Sabang 2017 (pelabuhan dermaga CT-3) untuk mendukung kegiatan gladi dan pertunjukan Jupiter Aerobatic Team (JAT), Penerjun Payung dan Paramotor.
  4. Briefieng pagi kepada Pilot, Penerbang JAT, Peterjun dan Atlet Paramotor di Pangkalan Udara Maimun Saleh Sabang oleh Forecaster Stamet Cut Bau Maimun Saleh Sabang.
  5. Pemberian layanan informasi khusus dalam format NDF untuk prakiraan cuaca lokasi wisata dan informasi tinggi gelombang di perairan Banda Aceh - Sabang.
  6. Serta mendiseminasikan layanan informasi prakiraan cuaca rutin harian, yang secara keseluruhan informasi tersebut di sebarluaskan melalui WAG SAIL SABANG 2017 (tergabung seluruh panitia dari Kementerian/Lembaga, TNI/Polri, para Dirjen serta Sesmenko pariwisata dan sesmenko maritim).

Selain kegiatan di atas, Stasiun Meteorologi Cut Bau Maimun Saleh Sabang turut serta membuka Posko Layanan Informasi MKG yang berada di Bandara Maimun Saleh Sabang dan Pelabuhan Penyeberangan Balohan Sabang. Seluruh kegiatan posko berpusat dan dikendalikan dari ruang operasional Stasiun Meteorologi Cut Bau Maimun Saleh Sabang.

Dalam kesempatan ini BMKG Sabang bersama dengan Stamet Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh, telah menghantarkan kegiatan Puncak Pembukaan Sail Sabang 2017 dengan baik dan sukses. Susksesnya pelaksanaan Event Sail Sabang 2017 tidak terlepas dari dukungan BMKG pusat melalui release informasi "Peringatan Dini Potensi Kenaikan Gelombang Tinggi dan Potensi Angin Kencang" yang berada di wilayah Aceh dan perairan Pulau Sabang yang disampaikan secara khusus kepada Menteri Pariwisata.

Dengan adanya release peringatan dini menjelang puncak pembukaan Sail Sabang 2017, telah membukakan mata para pimpinan tinggi di Negara Indonesia bahwa dalam penentuan dan perencanaan kegiatan, agar selalu dilatarbelakangi dengan layanan informasi MKG. (Cr : Stasiun Meteorologi Cut Bau Maimun Saleh).

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024