Press Release Monitoring Musim Kemarau 2021 dan Prakiraan Awal Musim Hujan 2021/2022 di Wilayah Sumatera Selatan

  • Rachmat Hidayat
  • 14 Sep 2021
Press Release Monitoring Musim Kemarau 2021 dan Prakiraan Awal Musim Hujan 2021/2022 di Wilayah Sumatera Selatan

Palembang - Senin (13/09/2021), Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang menyelenggarakan Acara Press Release Monitoring Musim Kemarau 2021 dan Prakiraan Awal Musim Hujan 2021/2022 di Wilayah Sumatera Selatan. Acara dibuka oleh Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA mewakili Deputi Bidang Klimatologi.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim menyampaikan BMKG telah menyiapkan informasi Prakiraan Awal Musim Hujan dalam lingkup nasional dan juga lokal, yang akan disampaikan oleh Kordinator BMKG Provinsi Sumatera Selatan. Informasi inilah yang akan dijadikan sebagai bahan koordinasi bagi BPBD dan stakeholder terkait di wilayah Sumatera Selatan sebagai antisipasi kebencanaan bidang cuaca dan iklim dan di sektor-sektor lainnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Wandayantolis, S.Si., M.Si menyampaikan perkembangan musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan masih dalam skala Normal dan saat ini masih dalam masa peralihan menuju Musim Hujan. Awal Musim Hujan diprakirakan lebih awal atau maju 2 dasarian dan secara umun hujan akan terjadi merata pada Bulan Oktober 2021. Puncak Musim Hujan diprakirakan berada pada akhir Bulan Februari dan awal Bulan Maret 2022.

Acara diselenggarakan di Kantor Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang dihadiri langsung oleh Kalaksa BPBD Provinsi Sumsel, dan secara online zoom virtual meeting dihadiri oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Sekda Provinsi Sumsel, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Kepala BPTP Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Pertanian dan TPH Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota/Kabupaten Provinsi Sumsel, Kalaksa BPBD Kabupaten/Kota Provinsi Sumsel, Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumsel, Kepala Baperlintan BPTPH Provinsi Sumsel, Kepala BMKG Stamet SMB 2 Palembang, Kasi Ops Korem 044 Gapo, Karo Ops Polda Sumsel, Perhimpi Sumsel, serta Wartawan Media Televisi, Radio dan Cetak/Online Sumsel.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024