Perjanjian Kerja Sama BMKG Ambon dengan PPLD-LIPI

  • Ayu Isrianti Putri
  • 03 Feb 2021
Perjanjian Kerja Sama BMKG Ambon dengan PPLD-LIPI

Ambon, 2 Januari 2021 - Kepala Stasiun Geofisika Klas I Ambon, Herlambang Hudha, S.Si, M.Si, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, Ashar, S.Kom dan Kepala Stasiun Klimatologi Seram Bagian Barat Bernadus Daniel S. A. K, SP, MM berkesempatan mengunjungi Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI). Para Kepala UPT BMKG disambut langsung oleh Kepala PPLD-LIPI, Dr. Nugroho Dwi Hananto, M.Si dan para pejabat dilingkungan PPLD-LIPI.

Pada Sambutannya, Nugroho menyampaikan bahwa peran dari BMKG sangat penting dalam memberikan data dan informasi yang berkaitan langsung dengan Maritime, yaitu sebagai bahan untuk meneliti fenomena upwelling dan downwelling di perairan Maluku. mengingat Maluku merupakan daerah berpulau pulau yang dikelilingi zona subduksi yang melintang dari utara pulau Seram Saumlaki hingga selatan pulau Timor. Potensi ancaman baik fenomena unsur geofiska dan meteorology sangat tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan rencana giat yang akan dilakukan PPLP-LIPI di tahun 2021, antara lain penelitian gempa dan tsunami 1674 yang pernah terjadi di desa Negeri Hilla, Penelitian sesar sesar aktif di sebagian Maluku dengan metode seismic untuk upaya mitigasi, Pemasangan stasiun pasang surut dan sensor seismometer bawah laut untuk mendeteksi sesar sesar aktif di laut.

Pada kesempatan itu pula Kepala Stasiun Geofisika Ambon menjelaskan bahwa BMKG di Maluku mempunyai 11 Stasiun (UPT) yang tersebar di pulau-pulau besar dan kecil, yang bertugas mengamati dan menganalisa kejadian alam dalam unsur MKG, beliau juga menjelaskan jaringan sensor seismometer yang dimiliki oleh BMKG dipasang sampai pulau pulau terpencil seperti Moa, Tepa di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Dari pertemuan dan diskusi antara pihak BMKG dan PPLD-LIPI diharapkan dapat dibuat kerja sama dalam hal pertukaran data dan informasi yang konstruktif untuk bisa bersinergi membangun mitigasi bencana di Maluku. (Ed.Humas 2021)

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024