Perkuat Pemahaman Nelayan akan Informasi BMKG melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan

  • Rachmat Hidayat
  • 20 Jun 2021
Perkuat Pemahaman Nelayan akan Informasi BMKG melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan

Gorontalo-Selasa (15/6), Di tengah pandemi Covid-19, Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo mengadakan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat, dengan mengusung tema "Mewujudkan Nelayan dengan Hasil Tangkapan Meningkat dan Aman Berbasis Info Cuaca" yang digelar di Rumah Makan Ratu II, Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, pada hari Senin, 14 Juni 2021. Kegiatan SLCN diikuti oleh 50 nelayan di Kabupaten Gorontalo, dengan berbagai materi yang akan disampaikan, meliputi topik mengenai cuaca dari BMKG, serta materi dari berbagai instansi yang turut mendukung kelancaran kegiatan ini, seperti Basarnas, Polairud, dan Dinas Perikanan Kabupaten Gorontalo.

Pembukaan kegiatan SLCN ini juga menghadirkan barbagai perwakilan dari lembaga terkait, seperti Kepala Balai Besar Wilayah IV Makassar, Kepala Stasiun BMKG se-Provinsi Gorontalo, Kepala Kantor SAR Provinsi Gorontalo, Direktur Polair Polda Gorontalo, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo, Komandan Lanal Provinsi Gorontalo, Komandan Kodim 1313 Gorontalo Utara, Kepala Kepolisian Resort Kabupaten Gorontalo, Kepala LPP RRI Provinsi Gorontalo, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Provinsi Gorontalo, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Provinsi Gorontalo, Kepala TVRI Kota Gorontalo, Kepala Stasiun Radio Pantai Provinsi Gorontalo, dan Lurah Tanjung Kramat. Kegiatan SLCN juga dihadiri secara virtual oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo; dan para Kepala UPT BMKG.

Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo, Hendra Hemeto dalam pembukaan kegiatan SLCN menyatakan harapannya atas berlangsungnya kegiatan ini nantinya dapat memberikan peningkatan kemampuan, pemahaman, dan keterampilan para nelayan dalam mengakses informasi cuaca dan iklim. Selain itu, Sub Koordinator Bidang Analisis dan Prediksi Meteorologi Maritim BMKG Pusat, Rismanto Effendi mengungkapkan, di tengah perkembangan teknologi, melalui keberadaan smartphone (HP) android saja, para nelayan dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai lokasi keberadaan ikan di laut. Caranya, nelayan hanya perlu mengunjungi laman https://maritim.bmkg.go.id/inawis. Pada laman tersebut, nelayan dapat melihat berbagai pilihan menu. Misalnya, untuk menu Fishing Ground, apabila di klik on, maka para nelayan dapat melihat titik-titik lokasi keberadaan ikan. Tidak hanya itu, untuk menghindari adanya potensi terjebak di laut akibat cuaca buruk, nelayan dapat mempergunakan fitur di laman tersebut untuk melihat kondisi cuaca dan ketinggian gelombang laut.

Senada dengan hal itu, Kepala Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Darmawan, pada acara tersebut juga mengungkapkan, bahwa dalam melakukan penangkapan ikan di laut, saat ini nelayan tidak hanya dapat mengandalkan alam, seperti mengamati bintang-bintang dan arah angin. Akan tetapi, nelayan juga mendapat bantuan melalui kehadiran BMKG yang telah mengembangkan teknologi terbarukan, sehigga dapat mengetahui lokasi titik-titik ikan yang selanjutnya terintegrasi dalam laman website INA-WIS.

Dalam penutupan acara tersebut, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Provinsi Gorontalo, Ot Oral Sem Wilar, menghimbau kepada para nelayan agar tetap mengutamakan keselamatan berlayar, di samping telah mendapatkan pengetahuan maupun bimbingan dari BMKG terkait penggunaan teknologi pada saat melakukan penangkapan ikan di laut.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024