Peran Stageof Padang Panjang Pada Workshop Review SOP Pusdalops PB Sumatera Barat

  • Rozar Putratama
  • 17 Feb 2017
Peran Stageof Padang Panjang Pada Workshop Review SOP Pusdalops PB Sumatera Barat

Bukit Tinggi, 14/2/2017, Provinsi sumbar merupakan wilayah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman bencana. Upaya pengurangan resiko terhadap ancaman-ancaman tersebut merupakan tanggungjawab seluruh komponen yg dikoordinir oleh BPBD Sumbar sebagai salah satu perangkat pemerintah dalam melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan amanah UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Berdasarkan Capacity Assesment yang dilakukan oleh pusdalops PB Sumbar dan TATTs pada bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017, ada sejumlah hambatan yang dialami oleh petugas pusdalops PB. Untuk itu BPBD Sumbar bekerjasama dengan Mercy Corps melaksanakan workshop review SOP Pusdalops PB Sumbar yg dilaksanakan di Bukit Tinggi pada tanggal 13-16 Februari 2017

Workshop dibuka oleh Ir. Nasridal Patria, MM., M.Hum., Kalaksa BPBD Provinsi Sumatera Barat dan sebagai salah satu narasumber Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono,ST,Dipl.Seis,MSc. Dalam pembekalan diberikan kepada peserta workshop, Kasgeof Padang Panjang memaparkan perkembangan InaTEWS sejak awal sampai menjadi produk informasi seperti sekarang ini, kemudian di akhir paparannya disampaikan landasan hukum UU MKG NO 31/2009 pasal 44 (1); Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lain WAJIB menggunakan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam penetapan kebejakan di sektor terkait

Sebagai penutup Kasgeof Padang Panjang merekomendasikan kepada peserta workshop beberapa hal antara lain:

  1. Dengan dilaunchingnya DSS tahun 2012 maka produk informasi terkait gempabumi dan tsunami sudah sangat lengkap, sehingga Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk segera mengambil keputusan.
  2. Produk Warning yang dikeluarkan BMKG terkait gempabumi dan Tsunami sudah lengkap sehingga Pusdalops tidak perlu lagi melakukan analisa tambahan.
  3. Produk SOP Pusdalops saat ini masih berdasarkan hasil parameter informasi BMKG sebelum berlakunya DSS, sehingga perlu menyesuaikan dengan informasi BMKG yang berlaku saat ini.
  4. Perlunya pendelegasian kewenangan perintah evakuasi dari kepala daerah baik GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA kepada pusdalops bila daerahnya mendapat status peringatan dini Tsunami pada level AWAS ::: BMKG Padang Panjang

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024