Pentingnya Pelayanan lnformasi Meteorologi Penerbangan, DPR RI Laksanakan Kunjungan Spesifik di Stasiun Meteorologi Budiarto

  • Kholis Nur Cahyo
  • 07 Apr 2023
Pentingnya Pelayanan lnformasi Meteorologi Penerbangan, DPR RI Laksanakan Kunjungan Spesifik di Stasiun Meteorologi Budiarto

Tangerang (06 April 2023) - Muhammad Iqbal selaku Ketua Tim Rombongan Anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan spesifik ke Stasiun Meteorologi Budiarto, Tangerang dengan anggota Komisi V lainnya. Kunjungan Komisi V DPR RI disambut oleh Guswanto selaku Deputi Meteorologi BMKG. Selain itu, Taufiq Hidayah Selaku Kepala Stasiun Meteorologi Budiarto mengundang stakeholder di wilayah Tangerang untuk turut hadir dalam acara ini.

Kunjungan ini dimaksudkan untuk melakukan tinjauan Stasiun Meteorologi Budiarto. Guswanto menyebutkan bahwa salah satu tugas BMKG di bidang meteorologi melaksanakan pengamatan, pengelolaan data dan pelayanan informasi, maka ujung tombak atau garda terdepan dari BMKG adalah UPT daerah yaitu Stasiun Meteorologi yang berhubungan langsung dengan masyarakat untuk melayani informasi cuaca.

"Peran Stasiun Meteorologi Budiarto yang secara historis sudah berdiri sejak 1950 dinilai penting terutama dalam memberikan layanan informasi cuaca di bandara Budiarto menggunakan peralatan pendukung yang saat ini beroperasi dengan baik dan didedikasikan untuk memberikan layanan penerbangan. Selain memberikan layanan di bandara, Stasiun Meteorologi Budiarto juga memberikan briefing kondisi cuaca kepada Taruna Politeknik Penerbangan Indonesia Curug (PPIC) serta hadir ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Tangerang memberikan informasi meteorologi publik seperti prakiraan cuaca dan peringatan dini," imbuh Taufiq.

Total 16 orang pegawai yang barasal dari latar belakang Sarjana sejumlah 11 orang dan 4 orang berhasil menempuh pendidikan Magister ini menjadi garda terdepan dan ruang belajar bagi Taruna Penerbang mengenai ilmu meteorologi bukanlah halangan bagi Stasiun Meteorologi Budiarto mengembangkan kompetensi, berinovasi, dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait.

Komisi V DPR RI sepakat dengan BMKG khususnya di bidang meteorologi untuk terus beradaptasi dengan kondisi cuaca dan iklim yang dinamis. Jika diperlukan pembaruan regulasi dalam hal ini UU 31 Tahun 2009 yang lebih relevan, maka akan dilakukan guna meningkatkan layanan informasi cuaca dengan kajian ilmiah terlebih dahulu. Kegiatan diakhiri dengan pemberian cinderamata serta foto bersama.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024