Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya dan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya

  • Hatif Thirafi
  • 28 Jun 2019
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya dan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya

Surabaya - Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya dan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama bertempat di Ruang Rapat Lantai II Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/6).

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya, Taufiq Hermawan S.T., M.T. dan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini diinisiasi oleh pertemuan antara tiga Institusi yaitu Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya.

Dalam sambutannya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa pentingnya informasi cuaca kemaritiman bagi keselamatan dan kenyamanan pelayaran sehingga perlu segera dilaksanakan penyampaian informasi kemaritiman untuk disampaikan kepada kapal-kapal yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang dituangkan dalam sebuah perjanjian kerja sama.

Acara dilanjutkan dengan pemberian sosialisasi informasi kemaritiman oleh Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya Taufiq Hermawan. Dalam paparannya, Taufiq menyampaikan beberapa jenis produk dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya yang nantinya akan diberikan secara rutin kepada kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya dan diteruskan kepada para stakeholder pengguna jasa kemaritiman. Sebanyak 27 stakeholder di sekitar pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hadir dalam sosialisasi ini.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan tentang bagaimana cara memperoleh update informasi cuaca kemaritiman dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya. Bahkan, PT Pelindo III Kantor Cabang Surabaya dan Kantor PT PELNI Surabaya yang menginginkan adanya pemasangan display cuaca informasi kemaritiman sehingga para pengguna jasa kemaritiman dapat memantau setiap saat perkembangan kondisi cuaca di wilayah lautan.

Pada akhir acara sosialisasi dan diskusi yang terjadi, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya mendapat banyak masukan yang membangun. Masukan - masukan tersebut menjadi tantangan untuk memberikan layanan yang terbaik dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya.

"Kami akan terus berusaha meningkatkan mutu layanan kami, untuk membuat moda transportasi laut di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menjadi aman dan nyaman selama melakukan pelayaran," imbuh Taufiq.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024