Partisipasi Stasiun Geofisika Padang Panjang Dalam Penanganan HKBN di Sumatera Barat.

  • Ayu Isrianti Putri
  • 28 Apr 2017
Partisipasi Stasiun Geofisika Padang Panjang Dalam Penanganan HKBN di Sumatera Barat.

Padang, (26/04/2017) Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang rencananya akan dicanangkan mulai tahun depan setiap tanggal 26 April, juga bertepatan dengan lahirnya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Latar belakang pencanangan HKBN ini dikarenakan Indonesia merupakan negara rawan bencana dan dampak bencana juga selalu meningkat setiap tahun, khususnya pada kehidupan sosial, ekonomi dan kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu dibutuhkan peran serta pemerintah dan masyarakat.

Dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) di Sumatera Barat, Stasiun Geofisika Padang Panjang ikut berpartisipasi dengan melakukan aktivasi sirine, latihan evakuasi mandiri, dan uji shelter (tempat evakuasi). Peringatan HKBN 2017 bertepatan dengan kegiatan aktivasi sirine tsunami BMKG yang dilakukan pada tanggal 26 setiap bulannya. Namun, kegiatan aktivasi sirine khusus untuk HKBN 2017 ini dilakukan dengan membunyikan sirine dengan tone riil tsunami selama 6 (enam) menit. Sirine akan dibunyikan sebanyak dua kali dengan jeda 1 (satu) menit dengan durasi masing - masing 3 (tiga) menit.

Aktivasi sirine di Provinsi Sumatera Barat akan dilakukan di kantor Pusdalops BPBD Provinsi Sumatera Barat. Sirine tsunami yang diaktivasi adalah sirine tsunami di Padang, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Pariaman, dan Pasaman Barat. Selain kegiatan aktivasi sirine, Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang juga mengikuti kegiatan simulasi bencana dan uji shelter. Hal ini bertujuan untuk melatih serta meningkatkan kesiapsiagaan stakeholder dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Selain itu juga dilaksana parade yang dimulai dari GOR H. Agus Salim, jalan veteran, SMA 2 , jalan Ahmad Yani menuju kantor Gubernur Sumatera Barat dan berakhir di GOR Agus Salim.

Dalam rangka peringatan HKBN 2017 ini, Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang juga melakukan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana gempabumi yang dilakukan secara internal di lingkungan kantor. Kegiatan ini dilakukan dengan memfokuskan pada kesiapan staff operasional dalam menganalisa dan mendiseminasikan informasi gempabumi sesuai parameter yang disimulasikan. ::BMKG Padang Panjang.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024