Lima Desa di Bantul Siap Menjadi Tsunami Ready

  • Miftah Fauziah
  • 22 Mar 2023
Lima Desa di Bantul Siap Menjadi Tsunami Ready

Sleman - Stasiun Geofisika Sleman melaksanakan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tsunami Ready Kabupaten Bantul pada Selasa (21/3/2023). Digelar di Aula Balai Desa Srigading, acara ini dihadiri oleh Tim Review Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Lurah Srigading, serta perwakilan dari setiap kalurahan, BPBD Bantul, dan Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 3 dan 4. Kegiatan ini diselenggarakan untuk meninjau kesiapan kalurahan terpilih di Bantul dalam Persiapan Pengakuan di tingkat Nasional.

Terdapat lima desa atau kalurahan yang dilibatkan, di antaranya adalah Kalurahan Parangtritis, Kalurahan Tirtohargo, Kalurahan Srigading, Kalurahan Gadingsari, dan Kalurahan Poncosari. Lima kalurahan tersebut akan dievaluasi oleh Tim BMKG Pusat untuk dilihat kesiapannya sebagai kalurahan tangguh tsunami. Dalam kesempatan ini, kalurahan yang hadir mengirimkan perwakilan dari beberapa komunitas seperti FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana), Linmas (Perlindungan Masyarakat) serta Jogoboyo (Perangkat desa di bidang keamanan), sebagai komunitas yang aktif dalam Kegiatan Tsunami Ready.

Tsunami Ready Community merupakan program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berdasarkan 12 indikator yang telah ditetapkan UNESCO-IOC. Indikator tersebut wajib dimiliki setiap Kalurahan sebagai bekal kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik pihak pemerintahan maupun masyarakat menuju zero victim.

Hal ini juga turut disampaikan Lurah Srigading, Prabawa Suganda dalam sambutannya saat membuka kegiatan monitoring dan evaluasi secara resmi. Menurutnya, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan secara mandiri, khususnya masyarakat di wilayah Srigading. "Masyarakat di wilayah kami harus menumbuhkan kesiapsiagaan mereka terhadap bencana, mengingat Kalurahan Srigading merupakan salah satu kalurahan yang masuk dalam klasifikasi zona merah rendaman tsunami. Karena itu, kami pun memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini," tuturnya.

Sejalan dengan hal tersebut, salah satu perwakilan dari BPBD Bantul turut menyampaikan sambutannya dengan memberikan apresiasi atas antusiasme dan kemauan yang kuat setiap kalurahan dalam mewujudkan kalurahan tangguh tsunami. "Apresiasi tertinggi kami berikan kepada lima desa yang sudah bersemangat untuk mengusulkan dan mempersiapkan kalurahannya menjadi kalurahan tangguh Tsunami," pungkasnya.

Kegiatan ditutup dengan meninjau kondisi lapangan pada kelima desa yang diajukan dengan memeriksa rambu evakuasi, titik kumpul, jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir serta meninjau sarana dan prasarana Pos SAR di Pantai Parangtritis. Melalui kegiatan ini diharapkan setiap desa dapat menindaklanjuti hasil tinjauan dari BMKG Pusat agar dilakukan verifikasi lapangan oleh tim NTRB.(*)

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024