Lakukan Kalibrasi Secara Rutin, BMKG Jamin Akurasi dan Ketepatan Peralatan yang Dimiliki

  • Hatif Thirafi
  • 04 Nov 2020
Lakukan Kalibrasi Secara Rutin, BMKG Jamin Akurasi dan Ketepatan Peralatan yang Dimiliki

Bantul - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika selalu menjamin akurasi dan ketepatan peralatan yang dimiliki dengan melaksanakan proses kalibrasi. Hal ini ditegaskan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat meninjau kegiatan kalibrasi alat intensitymeter di Kecamatan Pundong, Bantul, Rabu (4/11).

"Peralatan kami dikalibrasi secara rutin agar pengukurannya valid dan akurat. Kalibrasi rutin diperlukan untuk mengukur seberapa jauh penyimpangan data yang dihasilkan oleh alat tersebut. Kemudian akan dilakukan proses koreksi secara algoritmik untuk mengembalikan alat ke kondisi semula," jelas Dwikorita.

Intensitymeter merupakan alat yang berfungsi mengukur intensitas gempabumi dimana alat tersebut terpasang. Dwikorita menyebutkan, saat ini BMKG telah mampu merekayasa secara mandiri alat intensitymeter.

"Alat ini 90% merupakan karya insan BMKG. Sistemnya telah dibuat secara mandiri oleh Pusat Instrumentasi Kalibrasi dan Rekayasa. Hanya memang utuk sensor kami masih belum dapat memproduksi secara mandiri sehingga tetap harus mendatangkan dari luar negeri," lanjutnya.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pusat Instrumentasi, Kalibrasi, dan Rekayasa BMKG, Hanif Andi Nugraha. Hanif menyebutkan, BMKG akan terus berupaya merekayasa peralatan secara mandiri dan laik operasi.

"Sesuai UU No. 31 Tahun 2009, alat disebut laik operasi harus memiliki 2 ketentuan, yaitu beroperasi dan terkalibrasi. Saat ini, Bidang Kalibrasi Peralatan Geofisika kami telah mampu membuat satu metode yang bisa untuk melakukan proses kalibrasi terhadap peralatan yang telah kami buat sendiri," ungkap Hanif.

Hanif menambahkan, hasil pengukuran intensitymeter hasil rekayasa ini relatif sama dengan pengukuran intensitas gempa yang dilakukan oleh Pusat Gempa Nasional. Data yang dihasilkan juga telah terkoneksi dengan server di BMKG dan mampu mengirimkan data secara realtime.

"Saat ini BMKG sudah memasang intensitymeter rekayasa di 11 lokasi yg tersebar di beberapa wilayah Indonesia dan 1 di kantor pusat sejak tahun 2010 dan datanya telah terhubung ke server kami secara realtime. Selain intensitymeter, kami juga telah berhasil membuat AWOS yg saat ini dipasang di runway 3 Bandara Soekarno Hatta. Dalam waktu dekat, BMKG juga akan melakukan pemasangan 17 ARG (Automatic Rain Gauge) rekayasa di sepanjang DAS di Jabar, Jateng dan Jatim untuk mendukung antisipasi bencana hidrometeorologi. Selain itu, juga telah dihasilkan sirine yang dalam waktu dekat akan digunakan dalam kegiatan Presiden di Labuan Bajo," tambah Hanif.

Selain intensitymeter, Dwikorita juga meninjau alat prekursor gempabumi di Stasiun Prekursor Gempabumi Kecamatan Pundong yang dipasang oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG. Alat ini dipasang untuk kepentingan studi prekursor gempabumi atau untuk studi tanda-tanda sebelum kejadian gempabumi.

Alat prekursor gempabumi memiliki 6 sensor yaitu, sensor gas radon, sensor level muka air tanah, sensor suhu bawah permukaan, sensor suhu udara, sensor tekanan udara, dan sensor curah hujan. Untuk sensor gas radon, level muka air tanah, dan suhu bawah permukaan ditempatkan di bawah permukaan tanah melalui lubang bor yg dibuat dengan kedalaman +-100 meter untuk merekam data-data level air tanah, gas radon bawah permukaan, dan suhu bawah permukaan.

Saat ini, Puslitbang BMKG memiliki 4 alat prekursor gempabumi. Dua alat dipasang di Pundong dan Piyungan, Yogyakarta, dan dua alat dipasang di Palu dan Tadulako, Sulawesi Tengah. Untuk sensor gas radon sendiri, Puslitbang BMKG telah memiliki beberapa set peralatan yang ditempatkan di beberapa lokasi patahan untuk keperluan studi, antara lain di Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, dan sesar-sesar sekitar Jabodetabek.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024