Koordinasi Penyampaian Peta Rawan Bencana Tsunami oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara di Kabupaten Purworejo

  • Rachmat Hidayat
  • 03 Jun 2021
Koordinasi Penyampaian Peta Rawan Bencana Tsunami oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara di Kabupaten Purworejo

Purworejo - Senin (31/5), Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, S.T. , Dipl. Tsu., M.DM melakukan kunjungan ke BPBD Kab. Purworejo dalam rangka koordinasi penyampaian peta rawan bencana tsunami. Kedatangan rombongan tim diterima di aula BPBD Kab. Purworejo. Kegiatan ini juga diikut oleh Kalak BPBD Kab. Purworejo, Kasatpol PP Kab. Purworejo dan Koordinator BMKG Jawa Tengah.

Rangkaian kegiatan diantaranya adalah penjelasan mendetail mengenai produk terbaru BMKG dalam bentuk Peta Rawan Bencana Tsunami Level Kecamatan untuk Kab. Purworejo oleh Koordinator BMKG Jawa Tengah. Agenda selanjutnya berupa penjelasan oleh Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara mengenai potensi kegempaan di wilayah Kab. Purworejo dan sekitarnya serta upaya penguatan mitigasi bencana melalui program Tsunami Ready Community di Kab. Purworejo dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Kegiatan kemudian ditutup dengan melakukan penyerahan secara simbolis kepada kalak BPBD Kab. Purworejo berupa Peta Rawan Bencana Tsunami Level Kecamatan Kab. Purworejo, Katalog Gempa Merusak Prov. Jawa Tengah Periode 1821-2019 dan penyerahan Credential aplikasi SIRITA untuk BPBD Kab. Purworejo. Pada kesempatan ini Koordinator BMKG Jawa Tengah turut mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang terjalin dengan baik antara BMKG dengan Pemda Purworejo, termasuk dalam hal izin pakai lahan Pemda Purworejo untuk shelter seismograph 2019. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini kerjasama yang telah terjalin antara BMKG dan Pemda Purworejo semakin membaik.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024