Kepala BMKG Tinjau Pelabuhan Ketapang untuk Memastikan Kesiapsiagaan dan Keselamatan Pemudik

  • Fahmi Dendi Saputra
  • 26 Des 2023
Kepala BMKG Tinjau Pelabuhan Ketapang untuk Memastikan Kesiapsiagaan dan Keselamatan Pemudik

Banyuwangi (23 Desember 2023) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati meninjau secara langsung Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu 22/12/2023.

Langkah ini diambil guna memastikan kelancaran operasional angkutan laut dan keamanan para penumpang selama libur Natal dan Tahun baru.

"Memasuki tahun baru, potensinya masih rendah tapi ada peningkatan menjelang akhir tahun dan awal tahun. Meski begitu itu perlu diwaspadai," ungkap Dwikorita

Dwokorita juga menambahkan "Pada periode natal cuaca ekstrem dimungkinkan hanya terjadi di wilayah utara khatulistiwa. Seperti Sumatera, Aceh, dan Kalimantan."

Di wilayah Selat Bali potensi cuaca buruk justru diprediksi terjadi pada momen pergantian tahun. Penyebabnya Monsoon Asia mulai berhembus ke wilayah Indonesia. Itu memicu terbentuknya curah hujan. Namun Dwikorita menegaskan, diprakirakan kondisinya relatif aman.

Dalam kunjungan ini bertujuan untuk berkordinasi jika terjadi kendala pada penyeberangan karena akibat faktor cuaca, agar penyeberangan aman dan nyaman.

Sinergi ini dibangun dengan Kementerian Perhubungan, ASDP Ketapang ,KSOP, BPTD, Basarnas termasuk TNI-Polri.

Di tengah kunjungan Dwikorita juga menyampaikan kepada pemudik, meskipun potensi cuaca buruk berkurang Dwikorita mengingatkan untuk tetap waspada dan dapat memantau cuaca secara realtime, para pemudik disarankan untuk dapat mendownload aplikasi info bmkg.

Kolaborasi lintas stakeholder ini BMKG berperan sebagai pelopor kondisi cuaca terkini.

BMKG akan memberitahukan kondisi cuaca sejak diprediksi akan terjadi dan terdeteksi mulai terjadi. Terakhir adalah laporan siaga.

Melalui persiapan yang matang Dwikorita berharap mobilitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk berjalan lancar, aman dan nyaman.

Pada kesempatan yang sama Dwikorita melaksanakan inspeksi ke stasiun meteorologi Banyuwangi dan memantau alat untuk memastikan alat berfungsi dengan baik.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024