Kepala BMKG Sampaikan Evaluasi Pelaksanaan APBN T.A. 2023 Saat Rapat Dengar Pendapat

  • Rozar Putratama
  • 09 Jun 2023
Kepala BMKG Sampaikan Evaluasi Pelaksanaan APBN T.A. 2023 Saat Rapat Dengar Pendapat

Jakarta, (08/05) - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memenuhi undangan dari Komisi V DPR RI dalam rapat dengar pendapat dengan agenda :

  • Evaluasi pelaksanaan APBN TA.2023 sampai bulai Mei 2023
  • Membahas hasil pemeriksaan BPK RI semester I tahun 2022
  • Pembicaraan pendahuluan RKA/KL dan rencana kerja Pemerintah (RKP) TA.2024

Dalam rapat dengar pendpat tersebut Dwikorita menyampaikan paparan bahwa serapan keuangan BMKG TA 2023 hingga 31 Mei 2023 sebesar 25,69%. Adapaun beberapa alasan BMKG masih memiliki serapan yang rendah karena beberapa hal yakni :

  1. Beberapa kegiatan dari Pinjaman Luar Negeri (Loan) masih dalam proses lelang (belum kontrak)

  • Kegiatan IDRIP: Terdapat penyesuaian spesifikasi teknis sesuai kebutuhan teknologi terkini dan mengakomodir peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (TKDN). Mekanisme setiap paket lelang dalam project memiliki aturan Pelaksanaan yang berbedabeda, sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk pembelajaran dan pemahaman aturan tersebut termasuk konfirmasi dan konsultasi terhadap lender.
  • Kegiatan STR-2: � MMS-2, masih belum disepakati jumlah paket dalam pengadaan barang/jasa, sehingga belum dapat dilakukan proses tender. � SUS dan MMS-1, termin pembayaran Belanja Modal (BM) dibayarkan di Q2 atau Q3.
  • Kegiatan SBSN, menunggu persetujuan Bappenas untuk penggunaan kembali Silpa
  • Kendala dalam proses Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) di Daerah:

  1. Keterbatasan jumlah SDM yang memiliki Sertifikasi / kompetensi PBJ utamanya di daerah
  2. Kebijakan pelimpahan kegiatan ke daerah baru terealisasi di triwulan II sehingga masih dalam proses pengadaan barang dan jasa.
  3. Mekanisme pengadaan Aloptama dan Suku Cadang melalui E-Katalog masih terkendala untuk dilaksanakan di Daerah, seperti dalam hal Biaya distribusi, klaim garansi/kerusakan dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan laporan terkait dengan laporan hasil pemeriksaan BPK tahun 2022. Hasil pemeriksaan BPK dijelaskan bahwa sampai dengan Semester I Tahun 2022 atas 22 LHP dengan 226 temuan senilai Rp205.704.107.278,52 serta 482 rekomendasi senilai Rp178.125.005.189,57.

Adapun tindak lanjut yang sudah dilakukan oleh BMKG sebanyak 421 dari 482 rekomendasi dengan persentase 87,34%.

Paparan akhir dari BMKG, Dwikorita menjelaskan mengenai Kebijakan tahun 2020 - 2024 BMKG yang berkelas dunia dengan spirit socio entrepreneur. Berdasarkan dengan tema RKP tahun 2024 yakni "mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan" BMKG turut mendukung program prioritas nasional pada point 6 yakni membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana.

Adapun beberapa langkah yang akan ditempuh oleh BMKG diantaranya :

  • Meningkatnya kecepatan penyampaian informasi peringatan dini bencana kepada masyarakat
  • Meningkatnya sistem dan respon peringatan dini yang didukung oleh upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana serta peningkatan kapasitas dan koordinasi kelembagaan dalam penanggulangan bencana
  • Meningkatnya akurasi informasi meteorologi dan klimatologi

Rapat dengar pendapat ini menghasilkan kesimpulan :

  • Komisi V DPR RI memberikan apresiasi kepada BMKG atas capaian opini WTP semester I tahun 2022. Selanjutnya Komisi V DPR RI meminta BMKG untuk menindaklanjuti seluruh rekomendasi dari BPK RI dan mengambil langkah preventif agar temuan-temuan tersebut tidak terulang kembali, sesuai dengan saran dan masukan Komisi V DPR RI
  • Komisi V DPR RI meminta BMKG untuk meningkatkan capaian serapan APBN TA 2023 sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI.
  • Komisi V DPR RI bersama dengan BMKG akan memperjuangkan peningkatan anggaran untuk membiayai program-program prioritas nasional sesuai mekanisme pembahasan RUU tentang APBN TA 2024 di DPR RI.
  • Komisi V DPR RI sepakat dengan BMKG untuk menyesuaikan program dan kegiatan dalam RAPBN TA 2024 sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2024 Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024