Kegiatan Verifikasi Cuaca Maritim dan Bimbingan Kapal di Jalur Penyeberangan Merak-Bakauheni

  • Rozar Putratama
  • 12 Okt 2021
Kegiatan Verifikasi Cuaca Maritim dan Bimbingan Kapal di Jalur Penyeberangan Merak-Bakauheni

Serang - Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang mengadakan kegiatan Verifikasi Cuaca Maritim dan Bimbingan Kapal di rute jalur penyeberangan Merak-Bakauheni. Kegiatan ini di Ketuai langsung oleh Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Mohammad Nurhuda, ST. dengan didampingi Koordinator Datin Tarjono, S.Pd, S.Si dan Koordinator Observasi Eko Wardoyo, ST, MT. beserta staff operasional lainnya, Jum'at (8/10/2021).

Kegiatan ini dilaksanakan pada dua kapal yaitu di Kapal VIRGO 18 dari Merak menuju Bakauheni dan Kapal Port Link dari Bakauheni menuju Merak. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan apakah informasi prakiraan cuaca maritim selama ini tepat dan akurat sesuai kondisi realnya serta memberikan bimbingan kapal dengan cara berdiskusi bersama Kapten/Mualim, Nahkoda ataupun awak kapal lainnya selama berlayar.

Selama berlayar di kedua kapal tersebut, di dapatkan informasi prakiraan cuaca maritim yang dibuat oleh prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Serang sebagian besar sudah tepat sesuai kondisi realnya namun yang menjadi catatan pada ketinggian gelombang beberapa waktu terakhir. "Kemarin malam saat berlayar ketinggian gelombang mencapai 3 meter", ujar Mualim Kapal Port Link Sugeng Iswanto. "Dan kecepatan anginnya pun mencapai 34 knots", tegas Mualim Kapal VIRGO 18 Ahmad Kusmindarto.

Saat diskusi berlangsung, kami dari Stasiun Meteorologi Maritim Serang memberikan bimbingan kapal dengan menyampaikan inovasi informasi prakiraan cuaca maritim yang telah dibuat dalam bentuk website https://stamet.serang.bmkg.go.id/radcumar/index_ship.html dan melalui website Sistem Pelaporan Informasi Meteorologi Online https://stamet.serang.bmkg.go.id/radcumar/shipadmin/pages/login_ship.php untuk menunjang

keselamatan berlayar serta menjadi feedback buat kami di stasiun, mendapatkan informasi cuaca real dari kapal-kapal tersebut selama berlayar guna memverifikasi prakiraan cuaca maritim yang telah kami buat.

"Sistem informasi cuaca maritim sangat bagus sekali, saya sangat mengapresiasi inovasi ini", ujar Nahkoda Kapal Port Link. "Sistem pelaporan informasi cuaca maritim online ini pun akan sangat membantu kami saat terjadi cuaca buruk ditengah laut sebagai data dukung laporan kami ketika ada perbedaan informasi cuaca di darat", tegas Mualim Kapal VIRGO 18.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024