Jumpa Pers Perihal Kondisi Cuaca Menjelang Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019

  • Rozar Putratama
  • 17 Des 2018
Jumpa Pers Perihal Kondisi Cuaca Menjelang Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019

Jakarta - Senin (17/12), BMKG menyelenggarakan kegiatan Jumpa Pers yang dilakukan di ruang studio mini. Kepala BMKG Pro.Ir.Dwikorita Karnawati, M.Sc. P.hD bersama dengan Deputi Bidang Meteorologi Drs. Rahadi Mulyono Prabowo, M.Sc dan Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik Fachry Radjab, M.Si.

Dalam penjelasannya Dwikorita menyampaikan "Berdasarkan pantauan BMKG dan beberapa Lembaga Internasional mengindikasikan saat ini terjadi kejadian El Nino Lemah. Sedangkan kondisi suhu permukaan laut Samudera Hindia (IOD) berada pada kondisi DM Positif. Suhu Permukaan Laut di Perairan Indonesia dalam kondisi Normal, dengan variasi anomali suhu permukaan laut antara -0.5 s/d 1°C. Sirkulasi massa udara dikendalikan oleh Angin Baratan mendominasi wilayah Indonesia, yang mendukung terjadinya pembentukan awan-awan hujan yang masif. Kondisi ini didukung juga oleh aktifnya gelombang tropis Madden Jullian Oscillation (MJO) yang bergerak dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia dan diprediksi akan tetap aktif hingga akhir Desember 2018.

Monitoring perkembangan musim hujan hingga Dasarian I Desember 2018 menunjukkan 77.4% luas wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Beberapa wilayah diprediksikan mendapatkan akumulasi curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) yaitu Pesisir Barat Sumatera mulai Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka bagian utara, Belitung, Kalimantan Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan sebagian Papua sekitar Pegunungan Jayawijaya.

Saat ini 17 Desember 2018 terpantau siklon tropis di selatan Indonesia yaitu Siklon Tropis "KENANGA". Siklon tropis tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca dan peningkatan ketinggian gelombang di wilayah perairan barat Pulau Sumatera. Selain itu terdapat aliran massa udara dingin dari Asia yang mempengaruhi kondisi cuaca sehingga memicu potensi hujan lebat di sekitar Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Dorongan massa udara kering dari wilayah selatan Jawa masih memicu potensi angin kencang di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Masyarakat perlu memahami bahwa periode bulan November hingga April merupakan periode musim pertumbuhan siklon tropis di wilayah selatan Indonesia. Potensi pertumbuhan siklon secara umum dapat berdampak pada peningkatan potensi hujan di wilayah yang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung seperti hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Indonesia.

Secara khusus masyarakat dihimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama pada periode 20 - 22 Desember 2018 diprakirakan akan terjadi hujan lebat di beberapa wilayah. Kondisi tersebut, dipicu oleh penguatan aliran udara dingin dari asia yang berinteraksi dengan area pertemuan angin di sekitar Sumatera bagian Selatan hingga Jawa bagian barat. Akibatnya potensi hujan lebat akan terjadi di wilayah: Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Sedangkan kondisi cuaca saat periode libur Natal periode tanggal 23 - 25 Desember 2018 diprakirakan curah hujan di wilayah Indonesia mengalami sedikit penurunan. Sebagian besar wilayah Indonesia cenderung berawan - hujan ringan. Dimana potensi hujan lebat dapat terjadi di Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Menjelang tahun baru khususnya periode 26 Desember 2018 - 03 Januari 2019, suplai uap air di wilayah Indonesia relatif berkurang, sehingga tutupan awan menjadi minimal di wilayah Indonesia bagian Barat. Umumnya cuaca akan diliputi dengan kondisi berawan dengan potensi hujan ringan-sedang di beberapa wilayah.

Mengingat meingkatnya arus masyarakat yang melalukan perjalanan dan wisata, maka publik juga perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dalam beberapa hari kedepan. Diprakirakan potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter dapat terjadi di Perairan Barat Kep.Mentawai, Perairan Enggano, Samudera Hindia Barat Mentawai hingga Selatan Banten. Masyarakat pesisir dan nelayan dihimbau mewaspadai gelombang tinggi dan angin kencang yang berpotensi bertahan hingga akhir Desember 2018. Untuk jalur udara masyarakat tidak perlua khawatir, BMKG telah siap diseluruh bandar udara di wilayah Indonesia untuk menginformasikan kondisi cuaca dan saat terbang kepada seluruh Maskapai baik domestik maupun international.

Puncak musim hujan di Sumatera bagian selatan, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Pesisir Barat Sulawesi, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan sebagian wilayah Papua lain berpeluang terjadi pada periode Januari- Februari. Untuk BMKG mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada akan potensi bencana hidrometeorologi antara lain banjir, longsor, banjir bandang dan juga bersiaga terhadap perubahan cuaca yang mengakibatkan potensi angin kencang dan puting beliung. Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui:

  • call center 021-6546315/18;
  • http://www.bmkg.go.id;
  • follow @infobmkg;
  • atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat di seluruh wilayah Indonesia.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024