Goes To School "SMP Bunda Hati Kudus Kenali Cuaca dan Iklim"

  • Dwi Rini
  • 20 Des 2017
Goes To School "SMP Bunda Hati Kudus Kenali Cuaca dan Iklim"

Selasa (19/12), Pusat Meteorologi Publik BMKG Lakukan Kegiatan "Goes To School" ke Sekolah Menengah Pertama Bunda Hati Kudus (BHK) di Kota Wisata, Cibubur pada tanggal 19 Desember 2017 dalam rangka memenuhi undangan dari pihak sekolah dalam untuk memberi pemahaman kepada peserta didik mengenai Mitigasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim. Tim Pusat Meteorologi Publik diwakili Agie Wandala Putra, M.Sc selaku Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca beserta 4 orang staff. Peserta kegiatan terdiri dari kelas 7, 8 dan 9 yang berjumlah 535 siswa, didampingi oleh Guru Wali Kelas. Kedatangan Tim disambut hangat oleh Kepala Sekolah, Philipus Sujianto, S.Pd, M.M.

Philipus menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka menambah wawasan peserta didik. "Sebelumnya kami berkirim surat ke Kepala Pusat Meteorologi Publik di Jakarta dengan maksud untuk dapat mengisi kegiatan di sekolah kami dan bersyukur undangan tersebut pun diterima" Ungkap Philipus.

Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB yang terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama dilakukan di Ruang Aula Lantai 3 yang diisi dengan materi terkait mitigasi bencana alam dan perubahan iklim, sedangkan sesi kedua diisi dengan simulasi dan permainan interaktif. Materi yang disiapkan sebagian besar berupa gambar dan pemutaran video singkat yang sangat menarik bagi peserta sehingga mereka dapat lebih menyerap informasi yang diberikan. Pada sesi kedua, peserta ditunjukkan simulasi efek tornado dan permainan tebak awan. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok besar yang masing-masing kelompok akan mengikuti setiap sesi secara bergantian.

Banyaknya peserta yang bertanya maupun mencoba permainan interaktif menunjukkan antusiasme yang tinggi. Tidak sedikit peserta yang kembali ke ruangan untuk menghilangkan rasa penasaran mereka atas materi yang telah disampaikan ketika sesi berakhir dan juga mencoba sendiri simulasi dan permainan interaktif yang telah disediakan.

berharap melalui kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan bagi peserta tapi juga sebagai sarana bagi BMKG untuk mengeksistensikan diri sebagai institusi yang berwenang dalam memberikan informasi terkait cuaca, iklim, kegempaan, dan kualitas udara sehingga dapat dikenal masyarakat luas. Kegiatan selesai pada pukul 11.30 WIB yang ditutup dengan foto bersama.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024