BMKG Siap Mendukung Pelaksanaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020

  • Rachmat Hidayat
  • 03 Des 2019
BMKG Siap Mendukung Pelaksanaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020

Jakarta - Senin (2/12), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Melalui Komisi V menggelar Rapat Dengar Pendapat bersama Mitra Kerja antara lain Kementerian Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kakorlantas Polri Istiono, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwi Budi Sutrisno dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bagus Puruhito serta jajaran terkait lainnya dan Penyedia Jasa Angkutan di Ruang Rapat Komisi V Gedung DPR RI.

Rapat Dengar Pendapat dengan Agenda membahas Kesiapan Infrastruktur dan Transportasi Dalam Rangka Perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi V DPR RI Lasarus didampingi Sekretaris Nunik Prihatin Budiastuti dan di hadiri oleh 18 anggota Komisi dari 7 Fraksi Partai.

Sebagai pengantar, Ketua Komisi V DPR RI meminta pemerintah untuk melakukan antisipasi dalam menghadapi kepadatan lalu lintas sebelum dan sesudah perayaan Natal dan Tahun baru (Nataru).

"Kondisi padatnya penggunaan transportasi baik darat, laut, dan udara harus diantisipasi. Transportasi adalah hal yang perlu dilakukan penanganan yang khusus dan serius. Pada saat liburan dengan waktu yang lama dapat dilakukan lebih awal. Pelayanan transportasi harus bisa ditingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya," terang Lasarus.

Masing-masing mitra kerja Komisi V DPR RI mendapat kesempatan untuk mempresentasikan kesiapan dalam menyambut Perayaan Natal dan Tahun Baru.

Sekretaris Utama yang mewakili Kepala BMKG Dwi Budi Sutrisno menyampaikan siap mendukung pelaksanaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 baik Tingkat Nasional (Kantor Pusat BMKG), Tingkat Pusat (Posko Gabungan di Kantor ASDP Pelabuhan Merak), Tingkat Provinsi (34 UPT BMKG disetiap Provinsi) dan Tingkat Daerah (Posko Gabungan di 13 Pelabuhan dan 96 Bandara).

"BMKG akan memberikan Layanan dan Produk Informasi Cuaca, Prakiraan Cuaca pada saat Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dan Sistem Diseminasi Informasi Cuaca yang dapat di akses melalui Website (www.bmkg.go.id, web.meteo.bmkg.go.id, maritim.bmkg.go.id, aviation.bmkg.go.id), Aplikasi Mobile (infoBMKG yg dapat diunduh melalui App Store dan Google Play), Media Sosial (@Info BMKG : Youtube, Facebook, Twitter dan Instagram), Radio (RRI, Elshinta, Sonora, RAPI dan ORARI), Televisi (Pemerintah dan Swasta) dan Media baik cetak atau Online," Jelas Dwi

Di akhir Rapat Ketua Komisi V DPR RI Lasarus meminta kepada BMKG untuk memperluas diseminasi informasi BMKG khususnya terkait potensi terjadinya bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim dan memaksimalkan peringatan dini serta memastikan informasi tersebut sampai ke masyarakat, khususnya didaerah-daerah yang menjadi titik kumpul banyak orang saat liburan.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024