BMKG Sambut Doktor Baru, Siap Membangun Peradaban Bangsa Indonesia

  • Dwi Herlambang Ade Putra
  • 20 Okt 2023
BMKG Sambut Doktor Baru, Siap Membangun Peradaban Bangsa Indonesia

Jakarta, 20 Oktober 2023 - Dalam rangka membangun peradaban sebuah bangsa dan negara, pendidikan merupakan salah satu hal fundamental yang perlu diperhatikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam acara Welcoming Doctoral Graduates pegawai BMKG yang telah berhasil menyelesaikan studi doktoral PhD.

"Pendidikan itu adalah salah satu yang vital dan sangat berpengaruh dalam mengubah nasib individu, keluarga, dan masa depan peradaban," kata Dwikorita di Jakarta, Jumat (20/10).

Seyogianya, The United Nations Educational, scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah membedah filosofi pendidikan menjadi empat pilar. Pertama, to know; kedua, to do (terampil melakukan sesuatu); ketiga, to be (belajar untuk menjadi seseorang); dan ketiga, to live together (bersama).

Mengutip buku 'A Prince in a Republic', Dwikorita menjelaskan bagaimana kisah Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadikan ilmu pendidikan untuk bisa mengalahkan kekuatan Belanda yang saat itu melancarkan agresi militer kedua pada tahun 1950 pasca kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, Soekarno sebagai Presiden memindahkan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.

Dikisahkan dalam buku tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII - ayah Sri Sultan Hemangkubuwono IX memimpikan Indonesia merdeka. Saat itu, Sri Sultan ke VIII mempelajari pola kerberhasilan Belanda yang berhasil mengalahkan rakyat Aceh dengan mempelajari karakter dan kebudayaan yang ada.

Oleh karenanya, Sri Sultan ke VIII menyadari bahwa pendidikan adalah sebuah hal penting dan selanjutnya mengirim anaknya Sri Sultan ke-IX untuk belajar ke Belanda sejak taman kanan-kanak hingga kuliah. Atas dasar itulah Sri Sultan ke IX belajar tentang kehidupan, karakter, dan budaya masyarakat Belanda.

"Dan pada saat itu yang menyelamatkan Soekarno adalah Sri Sultan. Kenapa? Selama Sri Sultan ke-IX berada di dekat Soekarno maka Belanda tidak akan berani. Itulah filosofi pendidikan terus belajar apapun kondisinya," ujarya.

Pun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menilai pendidikan dan universitas menjadi tonggak sejarah untuk menunjukkan kemerdekaan Indonesia di mata dunia. Atas dasar kematangan pendidikan, kecerdasan spiritual, dan emosional selama menimba pendidikan tersebutlah membuat dirinya menyulap pendopo Keraton Yogyakarta menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk rakyat Indonesia.

Di sisi lain, di dalam proses kemerdekaan tidak lepas dari peran anak-anak muda atau mahasiswa yang belajar di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA)--saat ini FK UI. Berkat pendidikan yang dijalani di STOVIA itulah membuat bangsa Indonesia yang telah 350 tahun dijajah akhirnya dapat bangkit.

Pada kesempatan ini, Dwikorita menyampaikan ucapan selamat kepada para pegawai BMKG yang telah berhasil menyelesaikan studi doktoral PhD. Dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi dapat menjadikan doktor BMKG sebagai agen perubahan yang berperan penting untuk mengubah nasib BMKG dan Indonesia.

Peran penting tersebut dapat diartikan sebagai sebuah langkah terobosan membawa BMKG dan Indonesia ke level dunia. Kini, kesuksesan menyelesaikan sebuah studi jangan dianggap sebagai puncak pencapaian namun harus dimaknai sebagai awal perjuangan sesungguhnya.

"Anda adalah orang-orang yang teruji. Ujian sudah menanti pada doktor baru dan impian kita berada di pundak, hati, dan pemikiran Anda untuk mewujudkan lompatan BMKG menuju keselamatan dan kesejahteraan peradaban di Indonesia," kata Dwikorita.

Tambahan doktor PhD saat ini merupakan jalan menuntaskan misi ambisius BMKG yang ingin memiliki 500 orang doktor dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Jumlah ini dianggap sebagai pijakan menciptakan 10% doktor di BMKG dari total pegawai saat ini yang jumlahnya mencapai lima ribu orang.

Ia berharap, para doktor di BMKG bisa menjadi agen-agen perubahan yang berperan penting dan berkontribusi untuk mengubah nasib Indonesia dan BMKG agar melompat lebih tinggi tidak hanya di level regional namun sampai ke level dunia. Tidak hanya itu, semakin banyak doktor maka BMKG akan semakin bersinar menyinari Indonesia dan dunia menuju peradaban yang maju, selamat, dan sejahtera.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024