BMKG NTB Gelar Forum Informasi Cuaca Iklim dan Gempa Secara Virtual

  • Ibrahim
  • 18 Sep 2020
BMKG NTB Gelar Forum Informasi Cuaca Iklim dan Gempa Secara Virtual

Lombok - Pandemi tidak menurunkan semangat para ASN BMKG dalam belajar dan sharing pengalaman. Pada Rabu, (16/9) UPT BMKG di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengadakan forum sharing informasi MKG. Kegiatan yang rutin diadakan oleh UPT BMKG NTB setiap bulan ini diberi nama ICIG (Informasi Cuaca Iklim dan Gempa). Kegiatan ini sempat terhenti pelaksanaanya selama beberapa bulan karena pandemi, lalu akhirnya kegiatan ICIG ini kembali digelar secara virtual melalui aplikasi ZOOM.

Kegiatan ini diikuti oleh para ASN UPT BMKG NTB; Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Stasiun Geofisika Mataram, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa dan Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Masing-masing perwakilan UPT memberikan paparan terkait ringkasan kondisi parameter MKG di masing-masing wilayah juga inovasi-inovasi yang telah dilakukan.

Kepala Stasiun Klimatologi Lombok Barat Kasiron, SP. MM membuka secara resmi kegiatan ini, lalu dilanjutkan dengan sesi paparan dan diskusi. Diawali dengan paparan dari Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, ada hal menarik yang dipaparkan forcaster terkait produk informasi khusus yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Produk informasi khusus yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima di antaranya Flood Impact Based Warning (FIBW), sebaran titik api (hotspot) dan display cuaca.

Dilanjutkan oleh paparan dari perwakilan UPT lainnya, sesi diskusi pun berlangsung sangat semarak. Para peserta terlibat diskusi dan sharing ilmu yang cukup lama. Beberapa inovasi baru juga dibagikan pada kegiatan ini. Salah satunya adalah SiGetar yang merupakan sebuah BOT Telegram kreasi para ASN Stasiun Geofisika Mataram. SiGetar digunakan sebagai alat pelaporan dampak gempa bumi yang dirasakan di wilayah NTB. Dijelaskan pula tentang tata cara pelaporan gempa yang dirasakan oleh pemapar dari Stasiun Geofisika Mataram agar pelaporan gempa yang dirasakan di NTB dapat lebih sistematis.

Selanjutnya di akhir acara didapatkan beberapa rekomendasi di antaranya pada pertemuan forum ICIG NTB mendatang, akan ditambahkan pula sesi paparan oleh para ASN yang memiliki ide, analisis maupun inovasi lain terkait MKG. Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus berlangsung sebagai wadah pertukaran dan sharing informasi antar ASN BMKG NTB.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024