BMKG: Masyarakat Tetap Tenang, Tidak Terpancing Hoaks

  • Humas
  • 15 Agu 2018
BMKG: Masyarakat Tetap Tenang, Tidak Terpancing Hoaks

Ajak Masyarakat Tidak Mempercayai Berita Hoaks

JAKARTA (15 Agustus 2018) - Sesuai Undang-Undang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika No. 31 tahun 2009, BMKG merupakan Lembaga Pemerintah yang bertanggung jawab dalam memberikan layanan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (khususnya info kegempaan dan tsunami) serta Kualitas Udara kepada masyarakat, maka terkait kejadian gempabumi di Lombok, Sekretaris Utama BMKG, Untung Merdijanto di Jakarta, Selasa (14/8) menjelaskan bahwa BMKG terus memonitor perkembangan selama 24 jam dan menginformasikan perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) di Jakarta.

Untung pun meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoaks yang tersebar diberbagai kanal media sosial pasca terjadinya gempa bumi dibumi. "Seperti yang kita ketahui sebelumnya dalam sejumlah berita yang beredar menyebutkan BMKG menyampaikan ramalan perihal akan terjadinya gempa susulan hingga enam bulan ke depan.

Bahkan disebutkan gempa tersebut dikaitan dengan gempa yang berkekuatan hingga 8.7 SR. Ramalan tersebut dinilai membuat warga Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi khawatir dan was-was," ucapnya.

Menurut Untung, kabar bohong sengaja dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menciptakan kepanikan di mayarakat. Hingga saat ini, tuturnya, belum ada cara ataupun teknologi untuk memprediksi secara tepat, kapan, dimana, dan beberapa kekuatan yang ditimbulkan.

Lebih lanjut, Untung mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai kabar bohong yang beredar lewat media sosial. BMKG sendiri, pungkasnya selain memonitor gempabumi, BMKG pun selama 24 jam penuh terus mengupdate prakiraan cuaca, maritime, penerbangan, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan tsunami.

"Pastikan informasi hanya diperoleh dari BMKG. selain lewat website, masyarakat pun bisa memantau akun media sosial BMKG sera melalui aplikasi mobile yang bisa didownload di App Store dan Google Play Store," imbuhnya.

Hasil Survei Gempabumi Lombok

Terkait gempabumi di Lombok, Tim BMKG yang dipimpin oleh Bambang Setiyo Prayitno, M.Si. sebagai Plt. Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu pun telah melakukan survei ke lokasi gempa bumi di Lombok. Dari perjalanan survei inilah, diperoleh hasil survei dan pemetaan lapangan gempabumi Lombok 29 Juli dan 13 Agustus 2018, seperti yang diutarakan Bambang.

Bambang dalam keterangannya mengutarakan bahwa dari survei yang dilakukan tim BMKG ditemukan tingkat kerusakan, seperti yang tertera di dalam infografis. "Zona merah menggambarkan kondisi rusak terparah (rusak berat), kondisi ini akibat percepatan tanah setempat yang tinggi saat terjadi guncangan gempabumi dan pengaruh kondisi infrastruktur di wilayah tersebut (kerentanan tinggi)," ujar Bambang.

Sementara itu, zona kuning menggambarkan tingkat kerentanan sedang atau mempunyai potensi tingkat kerusakan menengah/sedang dan untuk zona hijau menggambarkan tingkat kerentanan rendah atau mempunyai potensi tingkat kerusakan rendah.

Bambang pun menambahkan dari hasil survei ini diperoleh Informasi pemetaan yang dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk rekonstruksi /rehabilitasi bangunan dan infrastruktur, serta terkait tata ruang pasca gempabumi. Adapun Jenis peta yang disajikan antara lain :

a. Shakemap

Peta ini menampilkan informasi estimasi tingkat goncangan diwilayah terdampak akibat bahaya gempabumi, sumber data peta ini terdiri dari data PGA akselerometer stasiun wilayah Mataram, data hasil survey observasi tingkat kerusakan dilapangan dalam bentuk skala MMI dan hasil perhitungan menggunakan model fungsi attenuasi global. Dalam peta shakemap nilai terbesar dari alat yang merekam adalah sebesar 43.4 gal dengan jarak dari pusat gempa 33.7 km, sedangkan nilai 350 gal adalah nilai kesetaraan PGA dengan nilai tingkat kerusakan yang digambarkan dalam skala intensitas gempabumi (MMI).

b. Peta Periode Dominan Getaran Tanah

Peta ini menampilkan informasi hasil estimasi nilai periode dominan getaran tanah dari rekaman alat seismometer yang dipasang di beberapa titik wilayah kerusakan dan wilayah yang tidak mengalami kerusakan. Manfaat dari peta ini dapat membantu estimasi efek lokal geologi bawah permukaan terhadap respon getaran tanah.

c. Peta indeks Kerentanan Seismik

Peta ini menampilkan estimasi tingkat kerentanan dari bahaya gempabumi dengan menggunakan parameter hasil pengukuran periode dominan getaran tanah dengan memanfaatkan parameter amplitude H/V dengan parameter frekuensi dominan getaran tanah.

Dari hasil survei, Bambang menyarankan agar bangunan-bangunan vital dan strategis tidak dibangun di zona merah kecuali dilengkapi dengan tekonologi tahan gempa yang handal dilakukan pengawasan sangat ketat dimulai dari perencanaan sampai proses pembangunan.

"Untuk zona merah perlu dilakukan pendampingan dan pengawasan yang sangat ketat kepada masyarakat saat membangun kembali rumahnya, agar mereka mampu membangun RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) dengan tepat. Barangkali perlu dilakukan pengawasan langsung dari aparat/petugas PUPR setempat," tambahnya.

Sementara untuk zona kuning, Ia mengutarakan perlu dilakukan pendampingan dalam pembangunan RISHA namun tidak seketat di zona merah. Berbeda halnya dengan zona hijau yang direkomendasikan perlu tetap adanya pendampingan, namun pengawasan bisa diserahkan kepada masyarakat secara mandiri.

Bambang pun berharap peta tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata ruang wilayah rentan gempabumi dan masyarakat diminta agar selalu bersikap tenang, namun tetap waspada.(*)

Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024