BMKG Jatim-RRI Gelar Dialog Interaktif, Bahas Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Jawa Timur di Musim Kemarau

  • Ibrahim
  • 27 Jul 2022
BMKG Jatim-RRI Gelar Dialog Interaktif, Bahas Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Jawa Timur di Musim Kemarau

Sidoarjo-Selasa (26/07), Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo dan Stasiun Klimatologi Jawa Timur dipercaya menjadi narasumber pada acara Dialog Interaktif Luar Studio Kentongan dengan tema Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Jawa Timur, Di Musim Kemarau yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia Surabaya dan mengambil lokasi acara di ruang Press Conference Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo.

Pada acara ini hadir sebagai narasumber adalah Koordinator Bidang Observasi Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo Rendy Irawadi dan Koordinator Bidang Observasi & Informasi Stasiun Klimatologi Jawa Timur Ahmad Luthfi, serta sebagai pembawa acara Wahyu Chan dari Radio Republik Indonesia Surabaya.

Koordinator Bidang Observasi Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo menyampaikan langkah antisipasi dalam menghadapai bencana hidrometeorologi di musim kemarau, diantaranya tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar langsung, membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, membakar sampah dengan pengawasan untuk mencegah bahaya kebakaran hutan dan juga pemukiman serta mengantisipasi bencana kekeringan dengan lebih bijak menggunakan air. Rendy juga menyampaikan prospek cuaca pada bulan Agustus 2022 di prakirakan puncak musim kemarau jadi masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap potensi angin kencang, angin puting beliung dan Dust Devil. Rendy juga menjelaskan tampilan Wofi BMKG juanda dan menerangkan cuaca real time yang sedang terjadi di Provinsi Jawa Timur.

Kemudian Koordinator Bidang Observasi & Informasi Stasiun Klimatologi Jawa Timur menyampaikan terkait kemarau basah, bahwa musim di Indonesia hanya ada musim hujan dan musim kemarau jadi istilah kemarau basah diciptakan masyarakat ketika disaat musim kemarau masih sering terjadi hujan. Luthfi juga menyampaikan dampak yang terjadi apabila musim kemarau mundur, masyarakat khususnya para petani diharapkan untuk dapat mengakses informasi prakiraan musim pada media sosial dan website Stasiun Klimatologi Jawa Timur ataupun Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo untuk menentukan tanaman apa yang akan ditanam.

Pada acara dialog interaktif yang disiarkan secara langsung pada channel youtube RRI Surabaya ini juga berlangsung sesi tanya jawab melalui WhatsApp dan chat langsung di youtube. Kedua Narasumber tidak melewatkan kesempatan untuk terus memperkenalkan BMKG kepada penonton & pendengar Radio Republik Indonesia Surabaya dan berharap masyarakat bisa mendapatkan informasi BMKG baik melalui sosialisasi secara langsung melalui Sekolah Lapang Iklim, Sekolah Lapang Gempabumi, Sekolah Lapang Nelayan dan Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan, maupun website dan media sosial. Dialog kemudian ditutup dengan foto bersama Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo, narasumber dan tim RRI Surabaya.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024