BMKG Dukung Penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-42 dengan Informasi Cuaca yang Akurat dan Operasi TMC

  • Kholis Nur Cahyo
  • 11 Mei 2023
BMKG Dukung Penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-42 dengan Informasi Cuaca yang Akurat dan Operasi TMC

Labuan Bajo (11 Mei 2023) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut berperan aktif dalam memberikan dukungan dalam penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-42 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas untuk memonitor dan menginformasikan kondisi cuaca, BMKG memberikan informasi cuaca yang cepat, tepat, akurat, luas jangkauannya, dan mudah dipahami kepada pihak penyelenggara. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan para peserta dan tamu yang hadir dalam KTT.

Dalam mendukung KTT ASEAN Ke-42, BMKG melakukan pengamatan cuaca dan pengamatan awan di beberapa titik sekitar Labuan Bajo untuk memantau pertumbuhan dan pergerakan awan, serta melakukan analisis cuaca sebagai bahan pertimbangan. Selain itu, BMKG juga berkolaborasi dengan TNI AU, BRIN, BNPB, dan Kemen PUPR untuk melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada 8-12 Mei 2023. Tim TMC bertugas untuk memonitor dan menyemai awan hujan yang tumbuh di sekitar venue sebagai bentuk mitigasi.

Operasi TMC menjadi sangat penting ketika perhelatan KTT ASEAN 2023 karena pada 10 Mei 2023 dijadwalkan jamuan makan malam (welcoming dinner) di ruang terbuka venue yakni Hotel Ayana Komodo Waecicu Beach yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo. Pada siang hingga sore hari, diprakirakan hujan dengan intensitas ringan - sedang, sehingga tim TMC memutuskan untuk melakukan menyemai awan hujan yang tumbuh di sekitar venue sebanyak 9 Sorti penerbangan. Harapannya agar hujan turun sebelum acara berlangsung.

Dwikorita memastikan bahwa pihak penyelenggara telah diberikan informasi cuaca yang akurat untuk pengambilan keputusan. Dengan dukungan BMKG, diharapkan penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo dapat berjalan dengan lancar dan sukses. BMKG berkomitmen untuk terus memberikan informasi cuaca yang akurat untuk mendukung acara kenegaraan maupun kegiatan lainnya di Indonesia.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024