Balai V: Kerja Kreatif dan Inovatif untuk Pertahankan Opini WTP

  • Rozar Putratama
  • 06 Feb 2019
Balai V: Kerja Kreatif dan Inovatif untuk Pertahankan Opini WTP

Jayapura - Selasa (4/2), Sekretaris Utama BMKG Drs. Untung Merdijanto, M.Si membuka kegiatan rekonsiliasi keuangan semester II tahun 2018 Balai Besar MKG Wilayah V di hotel Horison.

Kegiatan rutin tahunan dalam rangka pemeriksaaan laporan keuangan barang milik negara BMKG ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan keakuratan data laporan SAIBA dan SIMAK BMN, di lingkungan Balai Besar MKG, sehingga tercapainya peningkatan kinerja dan efisiensi pengelolaan keuangan untuk mempertahankan opini WTP.

Dalam sambutannya Drs Untung Merdijanto, M.Si, bahwa BMKG saat ini semakin dituntut untuk memberikan informasi layanan MKG yang semakin kompleks, mengingat dalam hampir kurun waktu 6 bulan terakhir, Indonesia secara beruntun dilanda bencana yang cukup banyak sepert ; gempabumi Lombok, tsunami di Palu, tsunami selat sunda serta banjir yang melanda provinsi Sulawesi selatan".

Lebih lanjut "dengan adanya kejadian tersebut Pemerintah semakin mensupport aktivitas layanan informasi MKG dari BMKG, peralatan yang kita miliki saat ini serta aplikasi - aplikasi mobile yang telah diluncurkan agar digunakan lebih massif lagi, sehingga masyarakat bisa memahami dan mencerna dengan baik informasi MKG yang disebarkan melalui kanal teknologi tersebut", Ujar Untung Merdijanto.

Tema yang diambil kali ini "Kerja kreatif dan inovatif penyusunan laporan keuangan guna mempertahakan opini WTP" . tema tersebut diangkat sesuai dengan era milenial 4.0 yang mengedepankan teknologi sebagai sumber daya manusianya. Untuk menyikapi hal tersebut Untung Merdijanto menegaskan bahwa"melalui tema tersebut mengingatkan kita untuk tetap berinovasi dan kreatif dalam bekerja, tidak hanya sebagai Bussines As Usual, dalam bekerja kita harus tuntas dan ikhlas sebagai pelayan publik, serta mempelajari hal - hal baru dalam perkembangan di setiap sektor sehingga nantinya skill yang kita miliki tidak tergantikan oleh teknologi yang ada, Ujar Untung.

Kegiatan ini turut diikuti para petugas SAIBA dan SIMAK BMN dari setiap UPT yang berada di wilayah Jayapura dan Papua Barat. Turut menghadiri dalam kegiatan ini Kepala Biro Hukum dan Organisasi Darwahyuniati, SH.MH, Auditor Utama Nur Himawan, M.Si, Kepala Bagian SDM Hendro Nugroho, M.Si.

Pada kesempatan ini para Kepala UPT wilayah Jayapura dan Papua Barat juga hadir untuk mendengarkan sosialisasi dari Kepala Biro Hukum Dan Organisasi perihal Penyesuaian kenaikan tariff PNBP per tahun 2019 serta sosialisasi dari Unit Layanan Pengadaan dan meteorology Publik.

Usai kegiatan rekonsiliasi keuangan ini Balai V Jayapura akan menyambut lagi kedatangan BPK, dimana kantor balai V akan menjadi salah satu sample pemeriksaan BPK untuk laporan keuangan TA. 2018.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024