Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Gelar Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun 2019

  • Rachmat Hidayat
  • 16 Jan 2020
Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Gelar Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun 2019

Denpasar - Dalam rangka menyusun laporan keuangan yang kredibel, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar melaksanakan Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2019 sebagai upaya BMKG untuk mencapai Good Governance.

Kegiatan Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2019 dilingkungan BBMKG Wilayah III Denpasar dilaksanakan bertujuan untuk melakukan peningkatan penyusunan laporan keuangan yang Akuntabel dan Berkualitas, memastikan realisasi belanja modal pada SAKPA sudah tercatat seluruhnya pada SIMAK-BMN, sehingga laporan keuangan dan BMN BMKG tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara administratif, keakuratan data dan kebenaran materinya.

Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Meteorologi Drs. Mulyono Rahadi Prabowo, MSc secara resmi membuka kegiatan Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2019 pada Rabu malam (15/1/2020) di hotel Mercure Harvestland Denpasar. Kegiatan rutin tahunan ini mengambil tema "Mempertahankan WTP Melalui Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2019 yang akuntabel dan Berkualitas".

Dijelaskan Prabowo dalam sambutan tertulis Kepala BMKG, BMKG saat ini menjadi pembicaraan publik baik di media sosial maupun media massa terkait banjir awal tahun 2020 di Jakarta dan beberapa daerah lainnya yang dipicu oleh perubahan iklim dan curah hujan yang ekstrem. "Hal ini menjadi momentum BMKG untuk selalu melakukan evaluasi diri dan meningkatkan fokus keakuratan, ketepatan, kecepatan dan memperluas jangkauan layanan informasi MKG sehingga harus mampu meningkatkan Trust masyarakat kepada BMKG.", tuturnya

"kita tidak bisa lagi bekerja linier, bisnis as usual dan dengan solusi biasa-biasa saja, tetapi harus inovatif, kreatif dan harus memahami urgensi informasi MKG di semua wilayah, maka kita harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas. Inovasi layanan harus menjadi kewajiban BMKG saat ini", sambungnya.

Lebih lanjut, berkaitan kebijakan BMKG 2020-2024 yang telah disepakati pada Rakornas 2019 yang lalu, "Mewujudkan BMKG berkelas dunia dan Socio Entrepreneur Agency" difokuskan kepada Pengembangan SDM, Penataan organisasi, Layanan informasi yang prima berbasis dampak dan risiko, Infrastruktur peralatan operasional, dan Mewujudkan sistem pengelolaan data MKG yang terintegrasi.

Sehingga menjadi tantangan sebagai upaya bagian dari ikhtiar BMKG dalam ikut melindungi dan menciptakan ketenangan di masyarakat akan ancaman bencana di wilayahnya dan memberikan layanan MKG yang prima, papar prabowo.

Dengan tantangan yang telah ditetapkan pada fokus pembangunan kebijakan BMKG 2020-2024, BMKG mendapat tambahan anggaran pada DIPA 2020. Oleh karena itu, berdasarkan arahan Presiden RI pada saat penyerahan DIPA 2020 secara nasional, saya meminta anggaran BMKG yang ada agar :

  1. Segera lakukan lelang dan Bulan Januari 2020 sudah dilaksanakan;
  2. Meningkatkan kualitas belanja, spending better bukan spending more;
  3. Memastikan dan mengawal program prioritas yang dicanangkan yang didukung oleh birokrasi yang efisien, melayani dan mampu bekerja secara tim;

 

Sebagai tindaklanjut arahan Bapak Presiden tersebut, Prabowo menginstruksikan kepada seluruh jajaran di BMKG agar anggaranTahun 2020 :

  1. Dilaksanakan dengan baik program dan kegiatan 2020, sehingga dapat diselesaikan kontrak pengadaan/tendersecara efektif diawal tahun dan manfaatkan e-katalog;
  2. Gunakan anggaran untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat. Orientasi pada outcome bukan output, bukan untuk kegiatan pendukung tapi untuk kegiatan utama;
  3. Pastikan semua program dan kegiatan berjalan optimal dan dimonitor terus menerus;
  4. Manfaatkan anggaran sekecil apapun untuk kepentingan rakyat, optimalkan pengawasan internal.

"Rekonsiliasi keuangan merupakan tanggung jawab bersama dalam penggunaan anggaran APBN sehingga dihasilkan laporan keuangan yang akuntabel, BMKG terus berupaya mempertahankan opini WTP Murni, dengan kerja keras dan kerja cerdas diseluruh komponen BMKG, kami yakin akan mampu mempertahankannya di masa-masa yang akan datang', tegas Prabowo.

Kegiatan Rekonsiliasi Keuangan diikuti sebanyak 204 orang di lingkungan Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar dari tanggal 15 - 18 Januari 2020, juga diisi kegiatan paralel yang meliputi Sosialisasi dari BMKG Pusat oleh Kepala Biro Umum dan SDM, Biro Perencanaan, Inspektorat, Pusdiklat BMKG dan Biro Hukum dan Organisasi serta Koordinasi kinerja UPT MKG di lingkungan BBMKG Wilayah III Denpasar.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024