Balai Besar MKG Wilayah I Melaksanakan Kegiatan Audiensi dengan Gubernur Sumatera Utara

  • Hatif Thirafi
  • 08 Sep 2020
Balai Besar MKG Wilayah I Melaksanakan Kegiatan Audiensi dengan Gubernur Sumatera Utara

Senin (7/9) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I melaksanakan kegiatan audiensi dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Edison Kurniawan, S.Si, M.Si didampingi oleh para Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) BMKG di Provinsi Sumatera Utara, diantaranya Bambang Setiajid, MT (Kepala Stasiun Meteorologi Kualanamu), Tri Agus Pramono, S.Kom (Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang), Teguh Rahayu, S.Kom, MM (Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang) dan Sugiyono, ST., M.Kom (Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan). Sedangkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didampingi oleh Abdul Haris Lubis, M.Si (Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumut) dan Dahler (Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut).

Dalam pertemuan, Kepala BBMKG Wilayah I menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan audiensi ini kepada Gubernur diantaranya adalah pertama, bahwa BMKG telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2017 dan diharapkan kegiatan kerjasama ini dapat dilanjutkan kembali.

Kedua, BMKG menganggap bahwa dalam kerjasama tersebut sangat dibutuhkan kegiatan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat infomasi BMKG dalam upaya mitigasi bencana. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan bersama BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPPD Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

Dan ketiga, BMKG saat ini telah menyelesaikan kegiatan survey mikrozonasi di kota Medan, Belawan dan Kabupaten Deli Serdang untuk memberikan informasi spasial zona kerentanan ancaman gempa bumi dalam bentuk pemetaan jenis tanah dan estimasi kedalaman bedrock dalam skala yang lebih detail. Output dari kegiatan ini diharapkan dapat menunjang di dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan infrastruktur berbasis mitigasi.

Dalam kesempatan tersebut para KUPT juga menyampaikan rencana kegiatan dan program yang dilaksanakan di UPT masing-masing. Kepala Stasiun Meteorologi Kualanamu, menyebutkan bahwa di tahun 2021, BMKG akan memasang peralatan LIDAR (Light Detection and Ranging) dan TDWR (Terminal Dopller Weather Radar) di Bandara Kualanamu. LIDAR memiliki kemampuan untuk mendeteksi abu vulkanik dari letusan gunung api sedangkan TDWR mampu mendeteksi pergerakan angin geser (windshear) yang sangat berpengaruh pada operasional penerbangan.

Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang, lebih menekankan pada kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang melibatkan para petani dan penyuluh pertanian terutama di dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap pola iklim.

Untuk sektor kemaritiman, Kepala Stasiun Meteorologi Belawan juga menyampaikan bahwa informasi cuaca maritim sangat dibutuhkan dalam menunjang keselamatan pelayaran khususnya bagi kapal-kapal komersial maupun aktivitas nelayan.

Selanjutnya Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang menyebutkan bahwa saat ini BMKG telah memasang beberapa sensor Broad Band dan Mini Regional di 14 titik Provinsi Sumatera Utara. Selain itu BMKG juga telah memasang WRS-NG (Warning Receiver System - New Generation) dan EEWS (Earthquake Early Warning System) di beberap wilayah kabupaten/kota dalam memperkuat jaringan pengamatan gempa bumi dan tsunami.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengangap bahwa apa yang sudah dijelaskan oleh Kepala BBMKG Wilayah I dan para KUPT merupakan hal baru dan menginginkan agar informasi ini dapat disampaikan melalui kegiatan sosialisasi yang intens kepada masyarakat luas di Provinsi Sumatera Utara. Edy juga menginginkan agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat melibatkan BMKG di dalam kegiatan sosialisasi dan diharapkan agar BMKG segera kembali mengajukan usulan kegiatan kepada BPBD Provinsi dan Dinas Perhubungan, seperti yang sudah dilakukan pada tahun 2019.

Di akhir pertemuan Gubernur mengucapkan terima kasih atas kunjungan BMKG dan Beliau berharap agar peran BMKG dapat terus ditingkatkan di Propinsi Sumatera Utara khususnya di dalam upaya mitigasi bencana dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. []

Balai Besar MKG Wilayah I Medan

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024