Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Oktober 2021

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 03 Nov 2021
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Oktober 2021

Analisis dan Prediksi ENSO dan IODIndeks ENSO dasarian III Oktober 2021 menunjukkan menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La Nina Lemah. BMKG dan sebagian institusi memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah - Netral dan akan berlangsung hingga awal tahun 2022.? Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD negatif dan diprakirakan akan netral setidaknya hingga awal tahun 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850bDasarian III Oktober 2021, Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya masih didominasi angin timuran kecuali wilayah Sumatera bagian tengah hingga utara dan Kalbar bagian utara. Terdapat pola siklonal di sekitar Borneo Vortex. Pola angin lebih lemah dari normalnya. Dasarian I November 2021, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi angin baratan mulai memasuki wilayah Indonesia terutama di wilayah sekitar ekuator. Terdapat pola siklonal di sekitar Barat Sumatera bagian utara dan selatan, Utara Kalimantan, dan perairan Maluku.

Analisis OLRDaerah pembentukan awan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa bagian barat hingga tengah, Kalimantan, dan Papua. Tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya cenderung mirip dengan kondisi normalnya.

Analisis dan Prediksi MJOAnalisis pada tanggal 31 Oktober 2021 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi tetap tidak aktif hingga pertengahan dasarian II November 2021.? Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan awan relatif cukup banyak dibanding biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga akhir dasarian II November 2021.?

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH)Dasarian III Oktober 2021, Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya diatas 80 %. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya diatas 80% dan terjadi hingga Dasarian III November 2021

Analisis dan Prediksi SuhuDasarian III Oktober 2021, suhu rata-rata permukaan berkisar 22 - 28 ?C dan diprediksi dasarian I hingga III November berkisar 20-28?C. Pada dasarian I hingga III November 2021, suhu minimum diprediksi berkisar 20-26?C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-34?C.

Peringatan DiniTidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis.
Beberapa kabupaten di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua berpotensi mengalami curah hujan tinggi pada klasifikasi waspada hingga siaga untuk satu dasarian kedepan.

Analisis Curah Hujan Dasarian III Oktober 2021Umumnya curah hujan pada Dasarian III Oktober 2021 berada kriteria Rendah - Menengah (0 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi dan sangat tinggi (> 150 mm/dasarian) terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian Riau, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Jawa Barat bagian barat, Jawa Tengah bagian barat, Kalimantan Barat bagian tengah, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian III Oktober 2021: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 28,36% wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung bagian barat, sebagian besar Banten, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Barat, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian besar Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian selatan, Pulau Taliabu dan Pulau Seram bagian selatan.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian November I - III 2021: Pada November I - III 2021 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150 mm/dasarian) pada November I meliputi Aceh bagian barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat bagian barat dan selatan, Bengkulu bagian utara, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur bagian selatan, Kalimantan Barat bagian timur, Kalimantan Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian utara dan Papua bagian tengah; pada November II dan November III meliputi Papua bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan atas 300 mm/bulan untuk Bulan November 2021 - April 2022:
November - Januari 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi Aceh, pesisir barat Pulau Sumatera, sebagian P. Jawa, Sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat, Pulau Sulawesi bagian tengah, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Sebagian Papua.
Februari 2022 - Maret 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi sebagian P. Jawa, Kalimantan Timur bagian barat dan utara, sebagian Kalimantan Utara sebagian Sulawesi, , sebagian Kepulauan Maluku, Papua Barat dan Sebagian besar Papua.
April 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Kalimantan Timur bagian barat dan utara, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utar, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024