Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Mei 2022

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 03 Jun 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Mei 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Indeks ENSO pada dasarian III Mei 2022 menunjukkan kondisi La Nina Moderat. BMKG memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah-Netral dan akan berlangsung hingga Juli-Agustus-September 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral, kemudian diprakirakan akan berada pada IOD Negatif-Netral hingga Desember 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran kecuali wilayah bagian utara hingga selatan Sumatera, bagian barat hingga tengah Jawa, dan Kalimantan. Terdapat belokan angin di selatan Kalimantan hingga selatan Jawa dan bagian utara Maluku Utara. Pola siklonik terbentuk di wilayah selatan Sumatera. Pada dasarian I Juni 2022, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin timuran kecuali di wilayah utara hingga tengah Sumatera. Terdapat belokan angin di bagian selatan Sumatera. Pola siklonik terbentuk di barat Sumatera?.

Analisis OLR:Daerah pembentukan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di Sumatera, Kalimantan, Jawa bagian barat hingga tengah, Sulawesi bagian utara hingga selatan, Maluku Utara bagian utara dan Papua bagian utara.? Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih besar.?

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada 30 Mei 2022 menunjukkan MJO aktif di fase 6 (Western Pacific) dan diprediksi tetap aktif di fase 7 dan 8 pada dasarian I Juni hingga awal dasarian II Juni 2022.? Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator pada dasarian I Juni-II Juni 2022.?

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH):Dasarian III Mei 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 85%. Namun demikian, pada lapisan 700 mb kelembapan udara <70% meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur.

Analisis dan Prediksi Suhu Dasarian III Mei 2022: suhu rata-rata permukaan berkisar 23-28C dan diprediksi berkisar 18-28C hingga dasarian III Juni 2022. Pada dasarian I Mei s.d. III Juni 2022 suhu minimum diprediksi berkisar 18-27C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-31C.

Peringatan Dini: Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis. Sedangkan potensi curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada, Siaga dan Awas untuk wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Analisis Curah Hujan Dasarian III Mei 2022: Curah Hujan umumnya pada kriteria Rendah-Menengah (0-150 mm/dasarian). Sifat hujan umumnya bervariasi dari Bawah Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III Mei 2022: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 26,61% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, sebagian Riau, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Sebagian Bali, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian timur, Sulawesi Tengah bagian barat, Sulawesi Utara bagian selatan, Papua Barat bagian utara dan Papua bagian selatan.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Juni I-Juni III 2022:

Pada Juni I - Juni III 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Juni I meliputi sebagian Papua Barat bagian barat;
  • Pada Juni II meliputi sebagian Papua Barat bagian barat;
  • Pada Juni III meliputi sebagian kecil Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Papua Barat bagian barat dan Papua bagian barat.

 

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Juni-November 2022:

  • Juni-Juli 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian besar Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.
  • Agustus 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian besar Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • September 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Barat, sebagian besar Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Oktober-November 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Barat, sebagian besar Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, sebagian besar P. Jawa, sebagian besar P. Kalimantan, Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024