Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Juni 2020

  • Dedy Banurea
  • 02 Jul 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Juni 2020

  • Analisis Curah Hujan Juni 2020 : Umumnya curah hujan bulan Juni 2020 berada kriteria menengah (100 - 300 mm/bulan) hingga tinggi (300 -500 mm/bulan). Curah hujan rendah (<100 mm/bulan) terjadi di Sumut bagian tengah, Riau bag tengah, Jambi bag tengah, Sumsel bag selatan, Lampung bag utara, sebagian besar.Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalsel bag barat, Sulbar bag selatan, Sulsel bag selatan, Maluku bag selatan, Papua Barat bag timur, Papua bag utara dan selatan.
  • Analisis Curah Hujan pada Dasarian III Juni 2020 : Umumnya curah hujan pada dasarian III Juni 2020 berada kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di Kalbar bag timur, Kaltim bag selatan, Sulteng bag utara dan timur, Sebagian Maluku dan Maluku Utara, Papua Barat bag barat dan Papua bag barat. Curah hujan menengah (50-150 mm/dasarian) terjadi di Aceh bag tengah, Sumut bag utara, Riau bag timur, Lampung bag selatan, sebagian Kalbar, sebagian Kalteng, Maluku Utara, Papua Barat bag barat, dan Papua bag tengah.
  • Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III Juni 2020: Berdasarkan jumlah ZOM, 41.52% zona musim masih mengalami musim hujan sedangkan 58.48% wilayah telah masuk musim kemarau. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir timur Aceh, Sebagian Sumut, pesisir utara Banten, Jabar bag utara, sebagian besar, Jatim, sebagian Bali, Sebagian Lombok, P.Sumbawa, NTT, Kalsel bag utara, Sulbar bag selatan, Pesisir selatan Sulsel, Sulut bag utara, Pulau Buru dan Papua Barat bagian timur.
  • Prakiraan Curah Hujan Dasarian Jul I - Jul III 2020 :

Pada Jul I - Jul III 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga menengah (50 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi pada Jul I berada di Sulbar bag utara, Sulteng bag timur, Gorontalo bag tengah, Sultra bag barat dan timur, Papua Barat bag utara dan Papua bag tengah; pada Jul II berada di di Kalbar bag timur, Sulbar, Sulteng bag timur, Gorontalo bag barat, Sultra bag timur, Maluku bag barat, Maluku Utara Papua Barat bag utara dan Papua bag tengah; pada Jul III berada di Sulbar, Sulteng bag timur, Sultra bag utara, Maluku Utara, Papua Barat bag utara dan Papua bag tengah.

Prakiraan Hujan Bulan > 300 mm :

  • Juli 2020 : berpeluang terjadi di Kalbar bag barat, Kaltara bag tengah, Sulbar, sebagian Sulteng, Gorontalo, Sulut, sebagian Maluku Utara, sebagian Papua Barat, dan Papua bag tengah.
  • Agustus 2020 : berpeluang terjadi di pesisir barat P.Sumatera hingga Sumbar, Kalbar bag timur, Sulbar, sebagian sulteng, sebagian Papbar dan Papua bag tengah.
  • September 2020 : berpeluang terjadi di Aceh, pesisir barat Sumut hingg Bengkulu, P.Kalimantan bag tengah, Sulbar, Sulteng bag barat, sebagian Ppbar dan Papua bag tengah.
  • Oktober 2020 : berpeluang terjadi di Aceh, pesisir barat Sumut hingga Bengkulu, Kalbar bag timur dan barat, Kaltara bag tengah, Sulbar, Sulteng bag barat, sebagian Papbar, sebagian Papua kecuali bag selatan.
  • November 2020 : berpeluang terjadi di Aceh, sebagian Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jambi bag barat, Sumsel bag barat, Lampung bag barat, Kalbar bag barat dan timur, Kaltara bag tengah, Kaltim bag timur, Jabar bagbarat, Sulbar, Sulteng bag barat, sebagian PapBar dan sebagian Papua.
  • Desember 2020 : berpeluang terjadi di Aceh, sebagian P.Sumatera kecuali Riau dan Jambi bag timur, sebagian besar P.Jawa, sebagian Kalbar, pesisir barat Kalsel, Kaltim bag barat, sebagian besar P.Sulawesi, P.Buru, sebagian Maluku, Papua Barat dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024