Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Juli 2022

  • Edi Warsudi
  • 03 Agu 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Juli 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Indeks ENSO bulan Juli menunjukkan kondisi La Nina Lemah. BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung pada Desember-Januari-Februari 2023. Indeks IOD bulan Juli menunjukkan kondisi IOD Negatif. BMKG memperkirakan kondisi IOD akan cenderung Negatif hingga Desember 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb

Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran kecuali wilayah Sumatera. Terdapat pola siklonik yang terbentuk di utara papua barat.
Daerah pertemuan angin berada di sekitar kepulauan Riau. Pola angin sedikit mirip dengan klimatologisnya.

Analisis OLR

Daerah pembentukan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di sebagian besar Sumatera, Maluku utara, Papua barat dan Papua. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia hampir sama.

Analisis dan Prediksi MJO

Analisis pada tanggal 31 Juli 2022 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi tetap tidak aktif hingga akhir dasarian I Agustus 2022 aktif dan kemudian diprediksi akan aktif di fase 3 (Indian Ocean) pada awal dasarian II Agustus 2022.
Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah indonesia terutama di bagian selatan ekuator hingga pertengahan dasarian II Agustus 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH)

Dasarian III Juli 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 90%. Pada lapisan 850 mb, kelembaban udara umumnya di atas 75%, sedangkan pada lapisan 700 mb umumnya berkisar 70-80%.

Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian III Juli 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-26oC dan diprediksi berkisar 18-26oC hingga dasarian III Agustus 2022. Pada dasarian I Agustus s.d. III Agustus 2022 suhu minimum diprediksi berkisar 16-24C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 22-32IoC

.Peringatan Dini

Terdapat peringatan dini kekeringan meteorologis pada klasifikasi Awas hingga Waspada untuk wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Analisis Curah Hujan Dasarian III Juli 2022
  • Curah hujan pada Dasarian III Juli 2022 umumnya berada di kategori rendah- menengah (0 - 150 mm/dasarian)
  • Sifat hujan pada Dasarian III Juli 2022 umumnya antara Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III Juli 2022 :

  • Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 73,4% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau.

  • Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh, Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat, sebagian Jambi , selibagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten & DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian besar NTT, sebagian Kalimantan timur, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat bagian utara, Sulawesi Tengah bagian barat, Maluku bagian barat, Papua Barat bagian utara, dan Papua.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Agt I - Agt III 2022

  • Pada Agt I - Agt II 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian), dan Agt III 2022 kriteria rendah - tinggi (0 - 300 mm/dasarian).

  • Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) : Pada Agt I meliputi sebagian Jawa Timur, Bali bagian Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian besar Maluku, sebagian besar Papua Barat, dan Papua bagian barat; Pada Agt II meliputi sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian kecil Papua; Pada Agt III meliputi sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan bagian selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Agustus 2022 - Januari 2023 :

  • Agustus 2022 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Sumatera Utara, sebagian kecil Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian kecil Sumatera Selatan, sebagian BaBel, sebagian kecil Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua..

  • September - November 2022 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, BaBel, sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Kalimantan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat, sebagian kecil Sulawesi Tenggara, sebagian kecil Sulawesi Utara, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.

  • Desember 2022 - Januari 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Jambi, sebagian Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, sebagian BaBel, sebagian Lampung, sebagian Pulau Jawa, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, sebagian sebagian Sulawesi Selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024