Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Januari 2022

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 03 Feb 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Januari 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Indeks ENSO pada dasarian III Januari 2022 menunjukkan kondisi La Nina. BMKG memprakirakan kondisi ENSO La Nina Lemah dan diprediksi bertahan di awal semester I 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral dan diprakirakan akan netral setidaknya hingga Juli 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terdapat di bagian utara dan di sekitar ekuator. Terdapat pertemuan angin di sebelah utara Sulawesi. Pola aliran massa udara umumnya relatif sama namun lebih kuat dibandingkan dengan normalnya. Prediksi dasarian I Februari?, Aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi akan didominasi oleh angin baratan. Pola siklonik diprediksi terjadi di sebelah barat Sumatera.

Analisis OLR:Daerah pembentukan awan (OLR = 220 W/m2) pada bulan Januari terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih sedikit.

Analisis dan Prediksi MJO:Sepanjang Januari 2022 MJO tidak aktif hingga pertengahan dasarian I Februari 2022, kemudian akan aktif selama awal dasarian II Februari 2022. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan awan relatif kering pada awal dasarian I Februari kemudian basah dibanding biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga dasarian II Februari 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH):Dasarian III Januari 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80 %. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya di atas 85% dan terjadi hingga Dasarian III Februari 2022.

Analisis dan Prediksi Suhu:Dasarian III Januari 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-28C dan diprediksi dasarian I Februari 2022 hingga dasarian III Februari 2022 berkisar 20-28C. Pada dasarian III Januari 2022 hingga dasarian II Februari 2022, suhu minimum diprediksi berkisar 20-27C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 23-31C.

Peringatan Dini:Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis. Sedangkan Potensi curah hujan tinggi pada klasifikasi waspada untuk beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Bengkulu dan Banten.

Analisis Curah Hujan Dasarian III Januari 2022 :Curah Hujan umumnya pada kriteria rendah- menengah (10- 150 mm/dasarian).
Sifat hujan umumnya Bawah Normal hingga Normal.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian III Januari 2022 :Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 96,20 % wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan.
Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi, P. Sumatera, P. Jawa, Bali, NTB, NTT, P. Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan - barat, Maluku Utara, sebagian besar Maluku, sebagian besar Papua Barat, dan Papua.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Februari I- Februari III 2022:Pada Feb I - Feb III 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria menengah (50 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) :
Pada Feb I meliputi Papua bagian tengah; pada Feb II meliputi Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur bagian tengah, sebagian NTB, NTT bagian barat, Sulawesi Tenggara bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian timur, Papua Barat bagian timur, dan Papua bagian tengah; pada Feb III meliputi Papua bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Februari - Juli 2022 :Februari - Maret 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian P. Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan bagian barat daya dan bagian utara, dan sebagian Papua.April 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimantan Utara bagian selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua.Mei 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di Kalimantan Timur bagian barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.Juni - Juli 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi Kalimantan Selatan bagian selatan, Pulau Sulawesi bagian selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024